Hak Jawab Fix Indonesia soal Berita Telur Busuk di Gudang Bulog Garut

- 23 Mei 2020, 14:49 WIB
ILUSTRASI aktivitas jurnalistik
ILUSTRASI aktivitas jurnalistik /PIXABAY

PIKIRAN RAKYAT - Terkait berita berjudul 'Cek Fakta: Benarkah 4 Ton Telur Bansos Pemprov Jabar Busuk Dalam Gudang Bulog di Garut? Berikut Faktanya' yang tayang di Pikiran Rakyat Tasikmalaya pada 14 Mei 2020, tim redaksi Fix Indonesia mengajukan hak jawab. 

Seperti diketahui, berita cek fakta yang dimuat Pikiran Rakyat Tasikmalaya tersebut bersumber dari hasil penelusuran Masyarakat Antifitnah Indonesia (Mafindo). Redaksi Fix Indonesia pun sudah mengajukan keberatan pada Mafindo, dan ditindaklanjuti oleh Mafindo dengan upaya koreksi.

Berikut hak jawab yang dikirim Fix Indonesia pada redaksi Pikiran Rakyat Tasikmalaya:

Mafindo Meminta Maaf, Berita Telur Busuk Bantuan Pemprov Jabar Bukan Hoaks

Pemberitaan fixindonesia.com tentang adanya telur Bantuan Gubernur (Bangub) Jawa Barat yang busuk, di Gudang Bulog Garut, yang akan diberikan kepada korban terdampak covid-19, sempat menjadi perdebatan di tengah-tengah publik. Bahkan komunitas Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) melalui turnbackhoax.id sempat menuduh berita yang diunggah fixindonesia.com adalah berita “hoax”.

Namun dalam ralat yang disampaikan melalui situs yang sama, pada tanggal 21 Mei 2020, informasi tentang keberadaan telur busuk diakui benar adanya, berdasarkan jejak digital keterangan Kepala Bulog Garut Herman Taryana yang juga dimuat beberapa media. MAFINDO: Koreksi Post “Empat Ton Telur Bansos Pemprov Jabar Membusuk

Kepada media, Herman mengatakan, adanya komoditi pasokan sembako yang kondisinya membusuk, lebih disebabkan terlambatnya pendistribusian.

“Memang kendalanya adalah lambatnya pendistribusian, ada komoditi yang sudah membusuk, seperti telur. Dari 4 ton kini kondisi yang busuk hanya 1,2 ton. Barang yang sudah tidak layak sudah dilakukan pergantian kembali,” ucap Kabulog, seperti ditulis oleh Galamedianews.com, Minggu (10/5/2020).

Ia menuturkan, keterlambatan pendistribusian juga lebih disebabkan masih kacaunya data calon penerima. Sehingga banyak masyarakat yang sudah meninggal dunia masih tercatat sebagai penerima bantuan.

Halaman:

Editor: Gugum Rachmat Gumilar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x