Menilik Hubungan Indonesia-AS soal Natuna di Bawah Kepemimpinan Joe Biden

- 11 November 2020, 07:11 WIB
Kapal Coast Guard China 5302 memotong haluan KRI Usman Harun-359 pada jarak 60 yards (sekitar 55 meter) saat berpatroli mengawal kapal nelayan pukat China yang melakukan penangkapan ikan di ZEE Indonesia Utara Pulau Natuna, Sabtu 11 Januari 2020.
Kapal Coast Guard China 5302 memotong haluan KRI Usman Harun-359 pada jarak 60 yards (sekitar 55 meter) saat berpatroli mengawal kapal nelayan pukat China yang melakukan penangkapan ikan di ZEE Indonesia Utara Pulau Natuna, Sabtu 11 Januari 2020. /Foto: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/

Menurut Pompeo, Amerika Serikat ingin memperkuat kerja sama dalam konteks keamanan di wilayah LCS dengan Indonesia, untuk melindungi salah satu jalur perdagangan tersibuk di dunia itu.

Baca Juga: Jawa Barat Diprediksi Alami Pemekaran, Fadli Zon Dukung Ubah Nama jadi Provinsi Sunda

"Saya berharap dapat bekerja sama dalam berbagai cara baru untuk memastikan keamanan maritim dan melindungi beberapa rute perdagangan tersibuk di dunia,” tegas Pompeo.

Indonesia sendiri pada awal September lalu secara tegas menyatakan tidak akan pernah menjadi basis ataupun pangkalan militer negara manapun.

Hal ini merujuk pada Laporan tahunan Kementerian Pertahanan Amerika Serikat mengenai ‘Militer dan Keamanan Pembangunan yang Melibatkan Republik Rakyat Tiongkok 2020’.

Baca Juga: Hanya 8 Provinsi Bebas Korupsi dari Tahun 2004-2020, KPK: Ada 2 Kepala Daerah yang Akan Ditangkap

Pada laporan yang memasuki tahun ke-20 itu, Indonesia disebut merupakan salah satu negara yang dipersiapkan oleh Tiongkok untuk menjadi Pangkalan Militer.***

Halaman:

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x