Pacu Ekonomi dan Investasi, Kemlu RI Kembangkan Kerja Sama dengan Amerika Latin dan Karibia

- 3 November 2020, 15:42 WIB
Ilustrasi investasi asing yang masuk Indonesia setelah Omnibus Law UU Cipta Kerja disahkan.
Ilustrasi investasi asing yang masuk Indonesia setelah Omnibus Law UU Cipta Kerja disahkan. /Pixabay/Capri23auto/

PR TASIKMALAYA – Pada 27 Oktober 2020, KBRI Bogota melangsungkan webinar bertajuk “INA-LAC and TEI 2020: One Stop Venue for Your Business and Investment in Indonesia and Latin America & the Caribbean” / “INA-LAC y TEI 2020: Un Lugar Único Para Su Negocio e Inversión en Indonesia y América Latina y el Caribe”. 

Acara tersebut diadakan dalam rangka memperkuat hubungan ekonomi dan investasi antara Indonesia, wilayah Amerika Latin, dan Karibia, serta untuk mendukung acara INA-LAC dan TEI 2020 di Bogota sebagai negara akreditasi KBRI.

Direktur Amerika II Kemlu RI, Kepala ITPC Sao Paulo Brasil, dan Ketua Komite Tetap Ekspor KADIN Indonesia, menjadi sederet tokoh yang berperan sebagai narasumber dalam acara tersebut.

 Baca Juga: UU Cipta Kerja Ditandatangani Jokowi, Buruh Tempuh Jalur Konstitusional

Webinar dengan durasi 2 jam tersebut diikuti oleh setidaknya 100 orang pelaku bisnis dari Kolombia, Antigua and Barbuda, St. Kitts and Nevis, dan Indonesia.

Webinar ini disiarkan pula di saluran resmi Youtube KBRI Bogota supaya masyarakat umum dapat ikut menghadiri.

Duta Besar RI di Bogota membuka webinar dengan mengungkapkan bahwa acara tersebut merupakan wadah untuk berinteraksi antara Indonesia dengan para pelaku bisnis di kawasan akreditasi KBRI Bogota guna mengenal lebih jauh tentang pelaksanaan INA-LAC dan TEI 2020.

Dubes RI juga mengungkapkan bahwa Kolombia, Karibia, dan Indonesia merupakan pasar besar yang berpotensi di wilayah masing-masing.

Baca Juga: Pasal 169 Dihapus di UU Cipta Kerja, Tak Bisa Ajukan PHK jika Dirugikan Perusahaan

Untuk itu INA-LAC dan TEI merupakan platform istimewa yang dapat memperbesar pasar dan meningkatkan bisnis.

Dalam acara itu juga, Direktur Amerika II menjelaskan bahwa INA-LAC adalah program tahunan terbaik oleh Kementerian Luar Negeri Indonesia.

Hanya INA-LAC yang berlaku sebagai forum bisnis yang menyatukan Indonesia dengan Amerika Latin dan Karibia.

 Baca Juga: Dibuka sampai Besok, Begini Cara Mendaftar Kartu Prakerja Gelombang 11

INA-LAC fokus dalam mengoptimalkan potensi perniagaan, turisme dan investasi antara kedua wilayah tersebut.

Pelaksanaan INA-LAC 2019 memperoleh minat dari pemerintah dan bidang ekonomi kedua wilayah, dengan jumlah perjanjian bisnis sebesar US$ 33,12 juta di beragam sektor taktis.

Tahun ini, walaupun terhalang oleh pandemi Covid-19, Kemlu RI tetap berjanji untuk menyokong interaksi bisnis dan memacu investasi dengan menjalankan forum bisnis secara hybrid melalui INA-LAC 2020.

Acara ini merupakan eksibisi niaga virtual produk, perusahaan dari beragam sektor, dan investasi.

Baca Juga: Daftar Relawan Jokowi yang Masuk Jajaran Komisaris BUMN, dari Ulin Yusron hingga Kang Dede

Masing-masing pengunjung akan mempunyai profil untuk menghadiri acara ini, sebagaimana tujuan perusahaan dan dapat menemui perusahaan guna melaksanakan rapat bisnis ke bisnis untuk mendagangkan produk mereka.

Kepala ITPC Sao Paulo menjelaskan hal serupa dengan Direktur Amerika II yaitu bahwa kesempatan berniaga, invesitasi, dan pariwisata antara Indonesia dan wilayah Amerika Latin selalu tersedia walau di masa pandemi.

Kementerian Perdagangan RI pun kembali melaksanakan Trade Expo Indonesia (TEI) untuk ke 35 kalinya secara daring agar senantiasa mendukung pertemuan dan persetujuan bisnis para pebisnis di kedua wilayah.

Ketua Komite Tetap Ekspor KADIN Indonesia mengemukakan kesempatan besar perniagaan dan investasi antara kedua wilayah di sektor diplomatis dan produk unggulan.

Baca Juga: UU Ciptaker Resmi Ditandatangani, KSPI Percayakan ke MK: Benteng Keadilan Bagi Masyarakat

Indonesia, Kolombia, Antigua & Barbuda dan St. Kitts and Nevis menunjukan kesepadanan dalam komoditasnya seperti kopi dan kakao yang berkesempatan untuk bekerja sama, khususnya dengan dorongan dari sektor pemerintah dan swasta dengan peningkatan pasar di ASEAN dan negara-negara Amerika Latin dan Karibia.

Dari tahun ke tahun, Indonesia seringkali mengalami surplus dalam perniagaan dengan Kolombia. Di tahun 2018, Kolombia memperoleh defisit yang mencapai US$ 203 juta (naik 14% dari tahun sebelumnya).

 Baca Juga: Jadi Saksi Kasus Suap DAK, Dua Mantan Kadis Pemkot Dumai Dipanggil KPK

Indonesia adalah mitra niaga ke-89 Kolombia yang dimaksudkan sebagai ekspor Kolombia, dan mitra dagang ke-29 sebagai basis impor Kolombia.

KBRI Bogota memandang Kolombia sebagai ekonomi terbesar keempat di Amerika Latin setelah Brasil, Meksiko, dan Argentina, yang berpotensi yang besar untuk komoditas Indonesia.

Dalam waktu yang sama, Kolombia pun mempunyai potensi besar untuk menjalankan investasi di Indonesia.

Berdasarkan catatan BKPM TW II 2020, Kolombia mempunyai dua proyek investasi di Indonesia tepatnya dalam bidang pariwisata.

 Baca Juga: Jaringan Pengedar Narkoba di Lapas Mataram Terbongkar

Selepas webinar, perusahaan-perusahaan dari Kolombia, Antigua dan Barbuda, St Kitts and Nevis dan Indonesia, mengungkapkan keinginan berasosiasi dalam INA-LAC dan TEI serta membuka kesempatan untuk berinvestasi pada bidang-bidang strategis kedua negara.***

 

 

Editor: Tita Salsabila

Sumber: KEMENLU


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah