Wiku Adisasmito: Masyarakat Jangan Merasa Aman di Zona Oranye

- 30 Oktober 2020, 20:53 WIB
Wiku Adisasmito juru bicara Satgas penanganan Covid-19
Wiku Adisasmito juru bicara Satgas penanganan Covid-19 /sekretarian presiden/

PR TASIKMALAYA - Peningkatan peta zonasi risiko minggu ini masih harus mendapat perhatian, sebab jumlah daerah zona oranye atau risiko terus mengalami perluasan.

Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito mengabarkan, per 25 Oktober 2020, total peta zonasi risiko meningkat lebih dari dua kali lipat. 

Jumlah itu dapat disebut sebagai sebuah pertambahan jika dipadankan dengan penentuan zonasi risiko daerah pertama pada 31 Mei 2020, yang berjumlah 166 kabupaten/kota.

Baca Juga: Cuitannya Dianggap Promosikan Kekerasan, Mahathir Kritik Twitter dan Facebook

Namun per 25 Oktober 2020, jumlah daerah itu mengalami penambahan dengan mendapati 360 kabupaten/kota. 

"Target kita bersama seluruh kabupaten/kota berada di zona kuning dan hijau. Kita tidak boleh merasa puas berada di zona oranye," tutur Wiku dalam siaran pers yang ditayangkan di kanal Youtube Sekretariat Presiden pada hari Kamis, 29 Oktober 2020.

Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari situs Covid-19, Wiku menggarisbawahi 54 kabupaten/kota yang dalam 10 minggu secara terus menerus masuk ke dalam zona oranye.

Baca Juga: Kominfo Buka Lowongan Pekerjaan untuk Lulusan D3 hingga S1 dan Fresh Graduate

"Ini yang kami sebut sebagai perasaan nyaman tidak berada di zona merah, tetapi berada di zona oranye dalam waktu lama. Satgas sangat menyayangkan kondisi seperti ini," sambungnya. 

Kondisi tersebut berarti evaluasi harus dilakukan secara total untuk penindakan Covid-19 di masing-masing daerah.

Daerah-daerah yang situasinya tidak mengalami perubahan dalam 10 minggu tersebut, melatih diri untuk meningkatkan penindakan Covid-19. Ia kemudian merinci tiap-tiap kabupaten/kota yang zonasi risikonya tidak berubah. 

Baca Juga: Data Penyebaran Covid-19 di Indonesia: 12 Daerah Kasus Aktif dapat Penanganan Prioritas

Di antaranya, Aceh Tengah, Asahan, Karo, Kota Pematang Siantar, Labuhan Batu, Padang Lawas, Padang Lawas Utara, Pakpak Bharat, Samosir, Serdang Bedagai, Simalungun, Toba Samosir,  Banyuasin, Kota Palembang, Kota Prabumulih, Kota Solok, Bintan, Bogor.

Demak, Grobogan, Kota Magelang, Purworejo, Sragen, Blitar, Jember, Jombang, Pandeglang, Bantul, Yogyakarta, Kulonprogo, Lombok Barat, Bulungan, Paser, Kapuas, Katingan.

Pulang Pisau, Kota Banjarbaru, Tanah Bumbu, Kota Bitung, Kota Kotamobagu, Minahasa Selatan, Gowa, Luwu Utara, Maros, Pangkajene dan Kepulauan, Sinjai, Buton, Buton Tengah, Kota Bau Bau, Mamuju, Gorontalo Utara, Halmahera Utara, Kota Ternate dan Keerom. 

Baca Juga: Sayangkan Pernyataan Megawati, DPP Demokrat: Jangan Tuduh Milenial Penyebab Demo Anarkis

"Sepuluh minggu bukanlah waktu yang sebentar. Untuk itu kepada bupati dan walikota ini dibantu gubernurnya, untuk bisa memperbaiki kondisi di wilayahnya. Kami menunggu kepada 54 kabupaten/kota ini untuk bisa berpindah ke zona kuning," pungkas Wiku. 

Lain daripada hal itu, berdasarkan catatan peta zonasi risiko per 25 Oktober 2020, total zona merah adalah 20 kabupaten/kota, zona oranye 360 kabupaten/kota, zona kuning 115 kabupaten/kota dan zona hijau 19 kabupaten/kota.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: covid19.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x