PR TASIKMALAYA – Mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad, mengkritik kebijakan Facebook dan Twitter terkait dengan penghapusan pernyataannya di kedua media sosial tersebut.
Selain itu juga, Mahathir menolak telah mempromosikan kekerasan terhadap Prancis.
Mahatir sebagai salah satu pemimpin terhormat di muslim dunia mengatakan, dalam media sosialnya pada Kamis, 29 Oktober 2020, bahwa dia percaya kebebasan berekspresi.
Baca Juga: Soal Isu LGBT di Lingkungan TNI-Polri, Komnas HAM Beri Pendapat
Tetapi, menurutnya kebebasan berekspresi seharusnya tidak digunakan untuk menghina yang lain.
Beberapa negara mayoritas Muslim telah mengecam pernyataan yang membela penggunaan kartun Nabi Muhammad di ruang kelas sekolah di Prancis, termasuk pernyataan Macron.
Bagi kebanyakan muslim, Karikatur Nabi Muhammad itu dianggap menghujat umat Islam.
Baca Juga: Bicara Sumbangsih Milenial, Ossy Dermawan Bandingkan Sikap Megawati dan SBY
Perselisihan dimulai setelah seorang guru Prancis yang menunjukkan kartun satir Nabi kepada murid-muridnya selama pelajaran kewarganegaraan.
Lalu, guru tersebut dipenggal di jalan oleh seorang penyerang asal Chechnya.