“Desa tidak bisa melakukan pengolahan, dan pemasaran kopi tanpa adanya koordinasi, dan dukungan dari pihak yang memiliki keinginan.
Baca Juga: Efektifkah Pencegahan Radikalisme dengan Mengedepankan Kearifan Lokal?
“Saya harapkan dukungan juga akan bisa untuk mewujudkan terkait kegiatan yang bersifat positif, dan terkait peningkatan ekonomi, dan perkebunan kopi yang ada di Langkan,” kata I Wayan.
I Wayan Suarta menjelaskan bahwa saat ini sudah ada kelompok wanita tani (KWT), dan kelompok tani yang sudah melakukan pengolahan sistem kopi bubuk.
Selain itu, di dusun Langkan sudah terdapat sistem pengolahan bubuk hingga teknik pengemasanya.
Baca Juga: Gedung Putih Ungkap Kronologi Kondisi Kesehatan Trump yang Sempat Menurun
Desa Landih juga telah memiliki badan usaha milik desa (BUMDES) yang akan diupayakn dalam mengembangkan kopi arabika Langkan.
“Kami bersama badan permusyawarahan desa (BPD) Landih siap untuk membenahi BUMDES tersebut. Apalagi ada keinginan dari pemerintah kabupaten maupun provinsi yang ingin menyukseskan hasil petani di Bali melalui BUMDES. Terlebih di dusun Langkan memiliki ikon kopi yang terkena,” tambahnya.***