Mengenal Sosok Pierre Andreas Tendean, Kapten Tampan Ajudan Jenderal Nasution

- 30 September 2020, 20:33 WIB
Mengenal Pierre Tendean, Sosok Pahlawan Tampan yang Berdarah Prancis
Mengenal Pierre Tendean, Sosok Pahlawan Tampan yang Berdarah Prancis /Instagram @pierresangpatriot/

PR TASIKMALAYA - Mengenang peristiwa G30S/PKI tentunya tak terlepas dari para pahlawan yang gugur dalam peristiwa tersebut.

Salah satu pahlawan yang diidolakan dan masih terkenang di kalangan para generasi muda adalah Kapten Pierre Tendean.

Ada istilah populer saat Kapten Czi (Anumerta) Pierre Andries Tendean masih menjadi ajudan Jenderal Abdul Haris Nasution.

Baca Juga: Kemenparekraf Berupaya Kembangkan Potensi Wisata Wellness Pascapandemi

'Telinga kami untuk Pak Nas, tetapi mata kami untuk ajudannya'.

Artinya, setiap Jenderal Nasution berpidato, para hadirin akan menyimak apa yang disampaikan, tapi bukan untuk fokus pandangan, tidak akan berkedip pada sosok Pierre yang berdiri mengawal sang jenderal.

Paras gagah nan indo menghiasi raga Pierre Tendean membuat prajurit blasteran Perancis ini terus menjadi pusat perhatian, bahkan buah bibir para kaum hawa.

Baca Juga: Colek Kaum Buruh, Arief Poyuono Kini Minta Jokowi Nonaktifkan Anies karena Dianggap Mbalelo

Pierre Tendean terlahir dari pasangan Dr. A.L Tendean, seorang dokter berdarah Minahasa, dan Maria Elizabeth Cornet, seorang wanita Belanda berdarah Prancis.

Piere Tendean lahir 21 Februari 1939 di Jakarta. Piere kecil adalah sosok menyenangkan, dengan sifat rendah hati, suka bergaul, dan suka menolong.

Ketika masih duduk di bangku Sekolah Dasar, Sekolah Menengah, maupun ketika menjadi Taruna Akademi Teknik Angkatan Darat (ATEKAD), Pierre selalu punya banyak teman, disayangi guru, pimpinan sekolah, dan instrukturnya.

Baca Juga: Bayang-bayang Resesi Indonesia Semakin Nyata, Beginilah Dampaknya

Pierre bukan prajurit yang hanya bermodal paras tampan, namun kualitas sebagai prajurit handal. Hal ini dikarenakan menjadi prajurit merupakan cita-citanya sejak kecil.

Bahkan ketika keputusannya untuk menjadi prajurit ditentang keluarga khususnya sang ibu, Pierre tendean tetap bersikeras untuk menjadi bagian dari pasukan militer Indonesia.

Dengan cita-cita dan keinginannya yang sangat kuat tersebut, Pierre Tendean berhasil menjadi prajurit yang berprestasi dan menjadi rebutan para pejabat pemerintah untuk menjadi ajudannya.

Baca Juga: DPR Minta Masyarakat Tak Terprovokasi, Sekjen MUI sebut Pelaku Tidak Beradab

Selesai mengikuti pendidikan di Akademi Militer Jurusan Teknik tahun 1962, Pierre langsung menjabat Komandan Peleton Batalyon Zeni Tempur 2 Komando Daerah Militer II/Bukit Barisan di Medan.

Dengan kemampuannya, Pierre ikut bertugas menyusup ke daerah Malaysia ketika sedang berkonfrontasi dengan Malaysia.

Bulan April 1965, Piere diangkat sebagai ajudan Menteri Koordinator Pertahanan Keamanan/Kepala Staf Angkatan Bersenjata Jenderal Nasution.

Baca Juga: Khawatir Pembunuhan Presiden Terulang, Pelaku Pengirim Racun ke Donald Trump Ditahan di AS

Pada 1 Oktober l 965, dini hari gerombolan pemberontak PKI mengepung rumah Jenderal AH. Nasution.

Piere Tendean yang berada di sana ditangkap dan dibunuh jenazahnya dimakamkan di taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x