Said mengaku percaya jika perusahaan berplat merah itu tak akan merugi. Seorang warganet pun menanyakan soal kebenaran kerugian yang dialami Pertamina tersebut.
"Karena memiliki utang dlm bentuk obligasi, dpt dipastikan bhw rugi benar krn sangat bahaya kalau berbohong - terikat dg UU pasar modal - jika berbohong bisa kena pidana," jawab Said Didu.
Karena memiliki utang dlm bentuk obligasi, dpt dipastikan bhw rugi benar krn sangat bahaya kalau berbohong - terikat dg UU pasar modal - jika berbohong bisa kena pidana https://t.co/kjodoJZoIr— Muhammad Said Didu (@msaid_didu) August 26, 2020
Baca Juga: Tanya Bayaran Halal atau Tidak, Eksekutor Penembak Bos Pelayaran Sempat Salat Istikharah
Said Didu juga terlihat memberikan komentar kepada seorang warganet jika Komisaris Utama Pertamina tak dipegang Ahok, maka kerugian akan jauh lebih besar.
"Dan akan segera dibikin "untung" spt thn 2018 dan 2019 dg cara memasukkan utang pemerintah ke Pertamina yg sdh lbh Rp 100 trilyun sbg piutang lancar. Selamat menunggu kejutan," cuit Said Didu.
Dan akan segera dibikin "untung" spt thn 2018 dan 2019 dg cara memaaukkan utang pemerintah ke Pertamina yg sdh lbh Rp 100 trilyun sbg piutang lancar.
Selamat menunggu kejutan https://t.co/mYB6XnWpAG— Muhammad Said Didu (@msaid_didu) August 26, 2020
Baca Juga: Perihal Masker di Tengah Pandemi Covid-19, Presiden Joko Widodo Semprot Lagi Para Menterinya
Sebelumnya Wakil Ketua DPP Partai Gerindra Aried Poyouno meminta agar Presiden Joko Widodo mencopot jabatan Ahok dan jajaran direksinya usai Pertamina mengalami kerugian besar.
Mention #asalmangap.
Thn 2004 laba Pertamina hanya sktr Rp 8 trilyun, thn 2014 laba menjadi sktr Rp 35 trilyun.
Laba slrh BUMN 2004 hanya Rp 27 trilyun, laba 2014 Rp 159 trilyun.
Utang BUMN 2014 hanya sktr Rp 2.400 trilyun, skrg sktr Rp 6.000 trilyun.
Yg merusak siapa ? https://t.co/hqdXcdun4A— Muhammad Said Didu (@msaid_didu) August 26, 2020
***