PR TASIKMALAYA - Pemerintah dalam waktu dekat akan serentak menaikan harga BBM (Bahan Bakar Minyak) di Indonesia.
Kenaikan harga BBM ini juga dirasa diperlukan demi menjaga kesehatan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022.
Hingga saat ini Agustus 2022, belanja bersubsidi dan kompensasi yang telah dikeluarkan pemerintah sudah mencapai Rp502,4 triliun.
Meski begitu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan jajaran Menteri sudah mempersiapkan program bansos (bantuan sosial) untuk menekan dampak negatif ke perekonomian masyarakat dengan adanya kenaikan harga BBM bersubsidi, dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Antara.
Baca Juga: Mengapa Titania She-Hulk Tidak Kembali Sampai Episode 5? Begini Penjelasan sang Penulis
Bansos tersebut termasuk skenario kebijakan harga BBM di tengah semakin menipisnya kuota BBM jenis Pertalite dan beban anggaran di APBN yang terus meningkat.
Dikutip dari sumber yang sama, rencana tersebut juga disetujui Anggota DPR RI, Rudi Hartono Bangun soal kenaikan harga BBM demi menjaga kesehatan APBN 2022.
“Setuju dengan pertimbangan harga yang pantas dengan kondisi ekonomi saat ini, ini juga mempertimbangkan keuangan negara agar tidak jebol,” ujar Rudi pada Rabu, 24 Agustus 2022.
Dia juga menambahkan kalau Indonesia hingga kini telah menjadi salah satu negara dengan harga BBM termudah.
Baca Juga: Penulis Serial She-Hulk: Attorney at Law Sudah Tahu Apa yang akan Dilakukan pada Musim Selanjutnya
Walaupun mendukung kebijakan tersebut, Rudi tetap meminta pemerintah agar berhati-hati dan memikirkan dampak ekonomi usai kenaikan harga BBM.
“Kenaikan solar dan Pertalite harus penuh dengan kehati-hatian dan mempertimbangkan dampak ekonomi dan sosial bagi rakyat,” ujar Rudi.
Rencana tersebut juga disetujui oleh Direktur Eksekutif Energy Watch, Mamit Setiawan.
“Rencana pemerintah untuk melakukan penyesuaian harga BBM subsidi sudah tepat dan tidak terelakan, sebagai dampak kenaikan harga minya mentah dunia,” ujar Mamit.
Baca Juga: Tes Psikologi: Kelayakan Anda Menjadi Bos Terlihat dari Wanita yang Dipilih
Dia menambahkan kalau subsidi bisa dialihkan secara langsung kepada masyarakat miskin dan sektor lain yang lebih membutuhkan seperti pendidikan hingga kesehatan.
“Sudah cukup saatnya kita membakar uang kita di jalan,” kata Mamit.
Diketahui bahwa hingga saat ini kuota subsidi Pertalite hanya tersisa enam juta kiloliter dari 23 juta kiloliter subsidi yang disepakati hingga akhir 2022.
Berdasarkan hal tersebut pemerintah memprediksi Pertalite subsidi akan habis pada bulan Oktober 2022.***