Ciptakan Ventilator Transport Rendah Biaya, Ketua Tim: Ini Bentuk Dukungan UI Cegah Corona

- 7 April 2020, 20:15 WIB
Ventilator CONVENT-20 buatan Universitas Indonesia.*
Ventilator CONVENT-20 buatan Universitas Indonesia.* //Humas UI

PIKIRAN RAKYAT - Tim ventilator Universitas Indonesia (UI) mengembangkan ventilator transport lokal rendah biaya berbasis sistem Pneumatik yang bernama COVENT-20.

Ini sebagai bentuk sumbangsih UI dalam memenuhi kebutuhan ventilator bagi rumah sakit di Indonesia di tengah pandemi Covid-19.

"Saat ini di Indonesia ada sekitar 70-an distributor ventilator yang dapat memasok 231 jenis/tipe ventilator impor. Dengan kondisi pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia, terjadi keterbatasan stok ventilator impor.

Baca Juga: Rawan Terpapar, Ratusan Ulama dan Kiai di Tasikmalaya Ikuti Rapid Test Covid-19

"Sementara belum ada ventilator lokal produksi asli Indonesia yang dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri," kata Ketua Tim Ventilator UI Dr. Basari dalam keterangan tertulisnya pada Selasa, 07 April 2020.

Tim ventilator UI sendiri adalah kolaborasi dari para peneliti di Fakultas Teknik UI (FTUI), Fakultas Kedokteran UI (FKUI), Rumah Sakit UI (RSUI), Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Jakarta Jurusan Teknik Elektromedik dan RSUP Persahabatan Jakarta.

Adapun keunggulan COVENT-20 meliputi biaya produksi yang lebih hemat, compact, portable, hemat energi, dan mudah dioperasikan.

Baca Juga: Sempat Dirawat, Satu PDP Covid-19 Warga Kabupaten Tasikmalaya Meninggal Dunia

Dengan begitu, ini akan aman bagi PDP maupun pasien positif Covid-19 untuk perjalanan dari rumah atau ruangan observasi ke ruangan isolasi.

Diungkapkan Basari, ventilasi multimode yang digunakan pada ventilator ini adalah sistem mode Continuous Positive Airway Pressure (CPAP) untuk pasien PDP yang biasanya masih sadar.

Dalam arti lain, penggunaan mode ini akan membantu memberikan oksigen ke paru-paru.

Baca Juga: Terseret Ombak, Nelayan Pencari Lobster Tewas Tenggelam di Pantai Cikalong Tasikmalaya

Sedangkan, mode Continuous Mandatory Ventilation (CMV) digunakan untuk pasien positif Covid-19 dengan gejala pneumonia berat yang tidak dapat mengatur pernapasannya, sehingga perlu dikontrol dengan mode CMV.

Ventilator ini juga dilengkapi Positive End Expiratory Pressure (PEEP)

Dalam praktiknya, terdapat 2 tipe ventilator yaitu ventilator yang digunakan di ruang ICU dengan mode lengkap dan ventilator transport biasanya hanya 1 mode dan bisa digunakan dalam kondisi emergency.

Baca Juga: Polres Tasikmalaya Ungkap Dua Pengedar Sabu, Satu Kasus Dikendalikan Istrinya dari Lapas

Tim ventilator memfokuskan pada ventilator transport karena ketersediaan sparepart lokal dan pasien PDP atau positif akan membutuhkan itu dalam perjalanan menuju rumah sakit.

"Tim ini fokus pada ventilator transport, karena beberapa hal, di antaranya ketersediaan sparepart lokal lebih banyak, PDP dan pasien positif Covid-19 yang mengalami gagal napas, membutuhkan ventilator transport untuk perjalanan dari rumah ke rumah sakit, serta mode ventilasi yang dapat diatur," terang Dekan FKUI Prof Dr. dr. Ari Fahrial Syam dalam keterangan yang dikutip Pikiranrakyat-Tasikmalaya.com dari Kantor Berita Antara.

Di sisi lain, Dekan FTUI Dr. Ir. Hendri D.S. Budiono turut memberikan pandangan. Ia menilai biaya pembuatan COVENT-20 jauh lebih rendah bila dibandingkan dengan tipe ventilator transport komersial yang tersedia saat ini.

Baca Juga: Resmi Jadi Ketua Mahkamah Agung, Syarifuddin Tercatat Miliki Harta Kekayaan 3,6 Miliar

Terlebih, keunggulan CONVENT-20 dapat terlihat di antaranya memiliki ventilasi multimode, hemat energi dengan baterai lithium-ion, memiliki bentuknya ringkas dan sederhana, pengoperasian yang mudah, serta menggunakan filter bakteri sehingga aman digunakan baik untuk PDP maupun pasien positif Covid-19.

Saat ini tim ventilator UI telah menyelesaikan proses kalibrasi awal COVENT-20 di perusahaan Kalibrasi PT Medcalindo dengan hasil yang menjanjikan. Namun, masih ada tahap selanjutnya untuk pengujian di Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) dan uji klinis di RSUI.

Baru setelahnya, Tim Ventilator UI dapat mengurus izin produksi dan izin edar dari Kementerian Kesehatan dan produksi massal.

Baca Juga: Peringati Hari Kesehatan Dunia, IDI Harapkan Penerapan One Health di Setiap Negara

Inovasi ventilator karya UI ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan rumah sakit di Indonesia.

Apabila merujuk data Maret 2020, jumlah rumah sakit di seluruh Indonesia adalah sebanyak 2.867 rumah sakit dengan total 8.413 ventilator.

Lebih detail, jumlah ventilator terbanyak terdapat di Provinsi Jawa Barat (1.215 ventilator untuk 364 rumah sakit) dan DKI Jakarta (1.071 ventilator untuk 190 rumah sakit).

Baca Juga: Selundupkan 7 Truk Bahan Nuklir, Polisi Tangkap Pelaku di Sukaraja Tasikmalaya

Namun demikian, jumlah pasien positif Covid-19 di Indonesia kian meningkat secara signifikan.

RS Rujukan dan RS Darurat di Indonesia semakin banyak membutuhkan ventilator.

Oleh karena itu, ventilator buatan UI diharapkan akan mencukupi kebutuhan ventilator di bulan April yang diperkiran mencapai 400-500 ventilator.***

Editor: Suci Nurzannah Efendi

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x