Dalam penanggalan Masehi sendiri, Muhammadiyah lahir pada 18 November 1912 di Kota Yogyakarta.
“Sebuah gerakan yang didirikan oleh seorang kyai alim, cerdas, dan berjiwa pembaru, yakni Kyai Haji Ahmad Dahlan atau Muhammad Darwis dari kota santri Kauman Yogyakarta,” kata laman resmi Muhammadiyah.
“Kata ‘Muhammadiyah’ secara bahasa berarti ‘pengikut Nabi Muhammad’. Penggunaan kata ‘Muhammadiyah’ dimaksudkan untuk menisbahkan (menghubungkan) dengan ajaran dan jejak perjuangan Nabi Muhammad,” ujar laman tersebut lebih lanjut.
Baca Juga: Kesal Dituding Mandul, Nora Alexandra: Ngatain Tapi Nggak Ada Bukti
Kehadiran dan kelahiran organisasi sosial keagamaan Muhammadiyah tidak bisa dilepaskan dari sosok seorang Kyai Haji Ahmad Dahlan.
Ahmad Dahlan sendiri memiliki nama asli yakni Muhammad Darwis.
“Setelah menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci dan bermukim yang kedua kalinya pada tahun 1903, Kyai Dahlan mulai menyemaikan benih pembaruan di Tanah Air,” katanya.
Baca Juga: Ilmuwan AS: Varian Delta Bisa Jadi Virus Paling Serius bagi yang Tidak Divaksin
“Gagasan pembaruan itu diperoleh Kyai Dahlan setelah berguru kepada ulama-ulama Indonesia yang bermukim di Mekkah seperti Syeikh Ahmad Khatib dari Minangkabau, Kyai Nawawi dari Banten, dan Kyai Mas Abdullah dari Surabaya,” tuturnya menyambung.
Di Tanah Suci, Ahmad Dahlan juga membaca hasil pemikiran dari Ibnu Taimiyyah, Muhammad Abdul Wahhab, Jamaluddin Al-Afgahni, Muhammad Abduh, dan Rasyid Ridha.