“Jadi dia itu agen saja dari oligarki dalam pendekatan structural political economy, kekuasaan dalam hal ini diwakili presiden dia cuma calo dari oligarki tuh,” ujar Rocky Gerung.
Rocky Gerung menjelaskan lebih lanjut, jika partai itu adalah tadah dan KPK adalah kurir.
“Sementara partai-partai jadi tukang tadah dari korupsi itu, kan undang-undang KPK kan disponsori oleh partai-partai di parlementer kan, jadi partai-partai sekarang jadi tukang tadah dari kasus BLBI, KPK itu jadi kurir doang itu,” Rocky Gerung memaparkan.
Baca Juga: Amanda Manopo Akui Nyaris Dipelet Fans, Budiman Sudjatmiko: Gara-Gara Video Editan
Rocky Gerung menjelaskan, secara hirarki, ada kepala negara, ada partai yang bekerjasama dengan baik.
“Jadi kita lihat hirarkinya itu, ada kepala negara yang jadi calo, dalam bahasa akademis namanya komprador, lalu ada partai-partai yang jadi tukang tadah yang menerima limpahan dari koruptor itu melalui pembuatan undang-undang,” ucap Rocky Gerung.
Rocky Gerung mengilustrasikan bahwa KPK hanya sebagai kurir bukan lagi penegak hukum.
“Jadi sebetulnya dia udah dapet duluan baru bikin undang-undang tuh, dan ada KPK yang sekarang jadi kurir, bukan lagi penegak hukum,” lanjut Rocky Gerung.