Network
PR TASIKMALAYA - Refly Harun angkat bicara menanggapi pernyataan Pakar Terorisme, Sidney Jones yang menduga Pemerintah ingin menteroriskan FPI.
Refly Harun menyebut bahwa gawat jika dugaan pakar terorisme soal Pemerintah menginginkan atau mencap suatu kelompok sebagai teroris tersebut.
Tanggapan itu di sampaikan melalui kanal YouTubenya Refly Harun pada Rabu, 31 Maret 2021.
Baca Juga: KLB Demokrat Deli Serdang Ditolak, Andi Arief: Secercah Cahaya Muncul
"Gawat kalau Pemerintah menginginkan atau mencap suatu kelompok sebagai teroris," tuturnya dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari YouTube Refly Harun.
Refly Harun menambahkan, karena dengan begitu, dikhawatirkan memiliki legitimasi untuk melakukan apapun terhadap kelompok tersebut.
"Sehingga memiliki legitimasi untuk melakukan apapun terhadap kelompok tersebut," ujarnya.
Baca Juga: Preview Matchday 3 Grup B Piala Menpora 2021: Persija Jakarta vs Bhayangkara Solo FC
Refly Harun menyampaikan, dalam konteks ini, masyarakat harus paham dengan pernyataan Sidney Jones.
Tetapi konteksnya menurut Refly Harun, adalah seperti dikesankan dari apa yang dikatakan Sidney Jones itu merupakan ketidaktahuan mereka terhadap apa itu ISIS.
Refly Harun menambahkan, kemungkinkan mereka berfikir ISIS ingin memperjuangkan Daulah Islamiah dengan cara yang baik terhormat sesuai dengan cita-cita mulianya, tetapi belakangan menjadi kelompok yang kejam.
Baca Juga: PUBG LITE Akan Ditutup Mulai 29 April 2021
Maka hal itu, menurut Refly, mengindikasikan bahwa FPI bukanlah kelompok yang tergabung dalam terorisme.
Yang kedua, menurutnya, jika FPI merupakan ISIS, maka benar tidaknya harus disampaikan secara jelas.
"Kalaupun benar FPI itu adalah ISIS tentu benar tidaknya harus disampaikan secara jelas jangan sampai keterlibatan itu adalah keterlibatan yang dibuat-buat," ujarnya.
Baca Juga: Terkait Pelarangan Mudik Lebaran 2021, Survei Balitbang Kemenhub: 89 Persen Masyarakat Tidak Akan Mudik
Refly Harun menegaskan, jangan sampai semangat menteroriskan justru menghilangkan esensi yang sesungguhnya, yaitu pencarian keadilan bagi pihak yang saat ini sedang mencari keadilan.***
