Sesalkan Penelitian Vaksin Nusantara Dihentikan, Azis Syamsuddin: Ini Kerja Keras yang Jelas Tidak Mudah

- 26 Maret 2021, 17:35 WIB
Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin meminta penjelasan para peneliti atas diberhentikannya penelitian terhadap Vaksin Nusantara.*
Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin meminta penjelasan para peneliti atas diberhentikannya penelitian terhadap Vaksin Nusantara.* /Dok DPR RI/

Pasalnya, hasil survei menunjukkan persentase tertinggi warga yang menolak untuk divaksin Covid-19 cukup tinggi, khususnya di DKI Jakarta.

"Prihatin, angka penolakannya sampai 33 persen. Apalagi DKI adalah episentrum, daerah yang memiliki tingkat penyebaran Covid-19 tertinggi di Indonesia,”

“Saya memprediksi tingginya tingkat penolakan terhadap vaksin di DKI Jakarta tampaknya sejalan dengan persepsi tentang keamanan vaksin itu sendiri," tutur Aziz Syamsuddin.

Baca Juga: Akui Aneh, Rocky Gerung Soroti Jokowi Beri Lahan untuk Pemuda Muhammadiyah

Berada di urutan kedua dan ketiga, yakni Jawa Timur 32 persen dan Banten 31 persen, sementara persentase terendah penolakan vaksin di Jawa Tengah, yakni 20 persen.

Berdasarkan survei diketahui dari etnisitas, persentase terbesar etnik warga yang tidak mau divaksin adalah Madura (58 persen) dan Minang (43 persen). Sedangkan yang paling tinggi persentase bersedia divaksin adalah Batak (57 persen) dan Jawa (56 persen).

"DPR berharap, program vaksinasi ini benar-benar disosialisasikan ke masyarakat. Pemerintah Daerah memiliki peran penting dalam menumbuhkan antusiasme masyarkat,”

Baca Juga: Tegas! Presiden Jokowi Suruh Bupati Jangan Ecer Anggaran APBD 

“Sementara Kemenkes dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) diharapkan terus mendorong manfaat dan kehalalan vaksin," tandas Azis Syamsuddin.***(Bagus Satria Perdana P./Portaljember.Pikiran-Rakyat.com)

Halaman:

Editor: Arman Muharam

Sumber: portaljember.pikiran-rakyat.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x