Baca Juga: Innalillahi, Jimly Asshiddiqie Sampai Benny K Harman Berduka: Jaksa Agung di era Presiden SBY
Muktamar Muhammadiyah tahun 2010 di Yogyakarta tersebut, kemudian dikembangkan oleh kongres umat Islam Indonesia pada tahun 2015.
Pada saat itu Din Syamsuddin sedang menjabat sebagai ketua MUI. Dalam deklarasi Jogja tersebut terdapat frasa "Telah dan tengah terjadi deviasi, distorsi, ditambah satu diksi disorientasi kehidupan nasional dari nilai-nilai dasar".
"Ini bisa dipertanggungjawabkan secara akademik," tambahnya.
Baca Juga: Soal Kandungan Vaksin AstraZeneca, Berikut Rekomendasi Penggunaannya Menurut BPOM
Din Syamsuddin juga menilai bahwa hal tersebut adalah sesuatu yang berbahaya bagi masa depan bangsa kalo tidak segera direkonstruksi, serta dikembalikan ke cita-cita awal.
Dalam kesempatannya diwawancarai oleh Fadli Zon tersebut, Din Syamsuddin juga mengutarakan niatan dirinya yang bermaksud untuk meluruskan bangsa, bukan untuk bersikap radikal ataupun ingin menghancurkannya.
Din Syamsudin menilai masih banyak orang yang salah memahami, bahwa sebenarnya kini Din Syamsudin sedang berjuang untuk meluruskan kiblat bangsa tersebut.
Baca Juga: Tiba-tiba Sampaikan Kabar Duka, Jimly Asshiddiqie: Innalillahi Wa Inna Ilaihi Rojiun
"Inilah perjuangan sekarang lewat berbagai lini dimana saya berada di dalamnya, termasuk di KAMI semata-mata untuk meluruskan kiblat bangsa," tegas Din Syamsuddin. ***(Diyang Mardiana Fajar Nugraha/Galamedia.Pikiran-Rakyat.com)