Klaim Jadi Sosok Paling Keras Atasi Covid-19, Mensos Risma: BNPB Hafal, Mungkin Tak Ada yang Sekeras Saya

- 10 Maret 2021, 20:30 WIB
Mensos Risma klaim dirinya yang paling keras tangani pandemi Covid-19.*
Mensos Risma klaim dirinya yang paling keras tangani pandemi Covid-19.* /ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma/ama/wsj./ANTARAFOTO

PR TASIKMALAYA - Dalam Rapat Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana Tahun 2021 pada Selasa, 9 Maret 2021 Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini alias Risma mengklaim menjadi sosok yang paling keras dalam penanganan wabah pandemi Covid-19.

Klaim terkait dirinya yang paling keras dalam mengatasi pandemi Covid-19 itu diungkapkan Mensos Risma saat dirinya masih menjabat sebagai Wali Kota Surabaya.

Pada Rapat Koordinasi yang disiarakan melalui kanal YouTube BNPB itu, Mensos Risma pun menceritakan semasa dirinya menjabat Wali Kota Surabaya, ia kerap kali melakukan razia protokol kesehatan Covid-19 di sejumlah lokasi yang menjadi tempat kumpul anak muda di Kota Pahlawan itu.

Baca Juga: 6 Berkas Perkara HRS Diserahkan Ke Pengadilan Negeri Jakarta Timur

Sebagaimana diketahui, sebelum menjabat sebagai Mensos saat ini, Risma kerap kali dikenal sebagai sosok Wali Kota yang tegas dalam menindak setiap warganya yang diketahui melanggar peraturan.

Bahkan, sepuluh tahun menjabat, Risma yang merupakan Wali Kota perempuan pertama di Surabaya itu diungkapkan warganya telah berhasil membawa Kota Pahlawan itu menjadi lebih baik.

Sebagaimana diberitakan Galamedia.Pikiran-Rakyat.com dalam judul artike "Klaim Jadi Sosok Paling Keras Tangani Covid-19, Mensos Risma: Mungkin Tak Ada yang Sekeras Saya", Risma yang kini menjabat sebagai Mensos pun menyebut bahwa dirinya bekerja paling keras selama pandemi Covid-19 di Surabaya.

Baca Juga: Sindir AHY Datangi KPU, Teddy Gusnaidi: Selain ke LSM MUI Mungkin Juga Serahkan Bukti ke Puskesmas

"Saat saya menjadi wali kota Surabaya, teman-teman Badan Nasional Penanggulangan Bencana hafal, saya paling keras menangani pandemi ini, mungkin tidak ada yang sekeras saya," kata Risma dalam Rapat Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana Tahun 2021 yang disiarkan melalui kanal YouTube BNPB, Selasa 9 Maret 2021.

Risma mengatakan dirinya sampai beradu mulut dengan para pemuda yang kedapatan tak mematuhi protokol kesehatan.

Ia menyampaikan tentang risiko penularan Covid-19 yang tinggi di lingkungan keluarga ke para anak muda tersebut.

Baca Juga: Bantah Keras Pelajaran Agama Akan Dihilangkan, Nadiem Makarim Minta Masyarakat Berpikir Kritis

"Saya jelaskan, 'Nak, kamu masih muda, kamu kuat. Tapi kalau kamu kena dan pulang, kamu menularkan orang tuamu, kalau terjadi apa-apa kepada orang tuamu, kamu seperti apa? Langsung mereka 'iya, maaf bu maaf," ujarnya.

Tak hanya itu, Risma mengklaim dirinya juga berhasil menurunkan laju penularan virus corona secara drastis selama memimpin Surabaya.

Bahkan, kala itu Surabaya sempat dikategorikan menjadi zona hitam sebab tingkat penularan yang sangat tinggi.

Baca Juga: AHY Datangi KPU untuk Buktikan KLB Partai Demokrat Ilegal, Teddy Gusnaidi: Bikin Malu Saja

Kota Surabaya pada 1 Juni 2020 lalu masuk kategori zona hitam penyebaran virus corona berdasarkan data Pemprov Jawa Timur.

Saat itu, kasus di Surabaya mencapai 2.633 orang, padahal di kabupaten/kota lain mayoritas masih ratusan kasus.

Politikus PDIP itu mengakui kasus terkonfirmasi Covid-19 di Kota Surabaya itu memang tinggi saat itu.

Baca Juga: Lakukan Pelecehan Seksual pada 3 Putrinya Selama Belasan Tahun, Pria Asal Singapura Dijerat 33 Tahun Penjara

Namun, kata Risma, kasus Covid-19 tinggi lantaran pihaknya menggencarkan tes cepat atau rapid test hingga tes swab massal secara gratis di berbagai titik.

"Saya bisa membuktikan bahwa Surabaya turun drastis saat itu dari yang merah, hitam, kemudian berangsur-angsur, bahkan sempat jadi kuning waktu saya tinggal dan saya kembali ke Jakarta," katanya.

Risma meminta seluruh pihak bekerja sama mengendalikan pandemi dengan tetap mematuhi protokol kesehatan dan tak menunda mengikuti program vaksinasi Covid-19.

Baca Juga: Amien Rais Bertemu Presiden Bahas Kasus KM 50, Muannas Alaidid: Buang Waktu Pak Jokowi

Menurutnya, apabila vaksinasi tertunda, penyebaran virus semakin tak terkendali.

"Karena itu ada beberapa negara bahkan mereka menyampaikan kami akan hidup berdampingan dengan pandmei," ujarnya.

Salah satu pemimpin negara yang meminta warganya hidup berdampingan dengan virus corona adalah Presiden Joko Widodo pada Mei 2020 lalu.

Kalai itu, Jokowo mengajak masyarakat untuk hidup berdamai dengan virus yang telah menewaskan puluhan ribu orang di Indonesia saat ini.***(Dicky Aditya/Galamedia.Pikiran-Rakyat.com)

Editor: Arman Muharam

Sumber: Galamedia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x