Tulis Cuitan Bernada Sindiran, Fahri Hamzah: Kalau Minum Jamu Lebih Jelas

- 2 Maret 2021, 07:20 WIB
Wakil Ketua Umum Partai Gelora Indonesia, Fahri Hamzah, dalam akun media sosial Twitter menyarankan untuk investasi jamu, hal itu diduga sebagai tanggapan atas Pemerintah yang mengizinkan investasi industri miras.*
Wakil Ketua Umum Partai Gelora Indonesia, Fahri Hamzah, dalam akun media sosial Twitter menyarankan untuk investasi jamu, hal itu diduga sebagai tanggapan atas Pemerintah yang mengizinkan investasi industri miras.* /Instagram.com/ @fahrihamzah

PR TASIKMALAYA – Politisi Partai Gelora sekaligus mantan anggota DPR RI periode 2014-2019 Fahri Hamzah menuliskan cuitan bernada sindiran.

Banyak yang menduga cuitan Fahri Hamzah diarahkan kepada isu legalisasi investasi minuman keras (miras) di Indonesia yang kini tengah menjadi kontroversi di kalangan masyarakat.

Sebelum adanya cuitan dari Fahri Hamzah, kita tahu bahwa legalisasi investasi miras yang kini tengah jadi sorotan dimuat dalam Perpres turunan dari UU No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (UU Cipta Kerja) yang telah diteken pada 2 Februari 2021 lalu.

Baca Juga: Perizinan Industri Miras oleh Presiden Jokowi Banyak Tuai Kritik, Fahri Hamzah: Investasi Jamu Lebih Jelas 

Dalam Perpres tersebut dijelaskan bahwa industri minuman beralkohol dan minuman keras (miras) merupakan bidang usaha yang bisa diusahakan oleh semua penanam modal yang memenuhi persyaratan.

Meskipun demikian, dalam Perpres tersebut dinyatakan pula penanaman modal baru untuk industri tersebut bisa dilakukan di beberapa wilayah, seperti Provinsi Bali, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sulawesi Utara, dan Papua yang secara sosial didominasi oleh masyarakat non muslim.

Meski demikian, perizinan itu dilakukan dengan tetap memperhatikan budaya dan kearifan setempat.

Baca Juga: KPK Temukan Uang Rp1 Miliar Saat OTT Gubernur Sulawesi Selatan, Fahri Hamzah: Jangan Hanya yang di Restoran!

Berkaitan dengan hal tersebut, Fahri Hamzah melalui akun Twitter @Fahrihamzah, milik pribadinya pada Senin 1 Maret 2021 justru membahas soal minuman tradisional jamu yang menurutnya lebih jelas.

Kalau minum jamu lebih jelas,” ujar Fahri Hamzah sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari akun Twitter @Fahrihamzah.

Selain itu, dalam cuitan tersebut sang politisi juga mengungkapkan bahwa investasi jamu menurutnya lebih jelas jika dibandingkan dengan jenis investasi lain.

Terutama, investasi miras yang telah dicanangkan pemerintah dan akhirnya menjadi polemik di kalangan masyarakat Indonesia.

Baca Juga: KPK Tangkap Nurdin Abdullah, Fahri Hamzah: KPK Pasti Punya Bukti Hasil Audit Lengkap

Di sisi lain, selama ini Indonesia dikenal sebagai negara dengan mayoritas penduduk muslim.

Investasi jamu lebih jelas,” ucap mantan pengusaha bibit lobster (benur) tersebut.

Dalam penutup cuitan tersebut, Fahri Hamzah mengajak masyarakat untuk menjadikan minuman tradisional yang diketahui memiliki berbagai khasiat tersebut menjadi salah satu jenis minuman global yang mendunia.

Sebab, menurut mantan politisi PKS tersebut, jamu merupakan jenis minuman yang bisa membuat masyarakat sehat dan tidak mudah terpapar Covid-19.

Baca Juga: Kritik KPK, Fahri Hamzah: Harusnya Lebih Teliti dan Bertanggungjawab

Ayo jadikan jamu minuman global, sehat dan anti corona,” pungkasnya.

Cuitan Fahri Hamzah.*
Cuitan Fahri Hamzah.* Twitter.com/@Fahrihamzah
 

Baca Juga: Jelaskan Tiga Skenario Solusi Penurunan Indeks Demokrasi, Fahri Hamzah: Saya lebih Setuju Skenario Kedua

Diberitakan PikiranRakyat-Tasikmalaya.com sebelumnya, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat M Cholil Nafis juga telah mengemukakan bahwa kearifan lokal tidak bisa dijadikan sebagai dalih untuk melegalkan minuman keras (miras).

Pernyataan ini dalam rangka menanggapi kebijakan pemerintah yang membuka aliran investasi untuk industri minuman keras beralkohol di beberapa provinsi.

"Tidak bisa atas nama kearifan lokal atau sudah lama ada, maka dipertahankan," kata Cholil Nafis kepada wartawan di Jakarta, Senin 1 Maret 2021.

"Saya secara pribadi menolak terhadap investasi miras meskipun dilokalisir menjadi empat provinsi saja," katanya. ***

Editor: Asri Sulistyowati

Sumber: Twitter @Fahrihamzah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x