PR TASIKMALAYA - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko akhirnya buka suara soal adanya isu pengambilalihan paksa kepemimpinan Partai Demokrat.
Moeldoko menanggapi soal pengambilalihan paksa kepemimpinan Partai Demokrat tersebut disebut-sebut melibatkan pihak Istana Kepresidenan.
"Sebenarnya saya masih 'diem-diem' aja sih, karena saya tidak perlu reaktif dalam hal ini," ujar Moeldoko sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Antara.
Baca Juga: 5 Cara Alami Turunkan Tekanan Darah Tanpa Harus Konsumsi Obat
Moeldoko menyebut, dengan banyaknya pertanyaan dari media massa, ia akhinya memutuskan untuk menanggapi isu tersebut dengan mengungkapkan beberapa poin penting.
"Poin pertama, jangan dikit-dikit Istana. Dalam hal ini saya mengingatkan. Sekali lagi jangan dikit-dikit Istana dan jangan ganggu pak Jokowi.
"Karena beliau dalam hal ini tidak tahu sama sekali, tidak tahu apa-apa dalam isu ini. Jadi itu urusan saya. Moeldoko ini, bukan selaku KSP. Moeldoko," ujar Moeldoko.
Baca Juga: Kalahkan India, Jumlah Kasus Aktif Covid-19 Indonesia Jadi Tertinggi di Asia
Lebih lanjut, Moeldoko juga mengatakan bahwa beberapa kali banyak tamu yang berdatangan ke kediamannya.
Moeldoko mengatakan, dirinya sebagai mantan Panglima TNI terbuka kepada siapapun yang ingin bertemu, tanpa memberikan batas.
"Kepada siapa pun, apalagi di rumah ini. Terbuka 24 jam dengan siapa pun. Mereka datang berbondong-bondong, ya kita terima," ucap Moeldoko menjelaskan.
Baca Juga: Aktris Sinetron Tersanjung Meninggal Dunia, Ummi Pipik: Selamat Jalan Sahabatku
Moeldoko tidak menyebutkan siapa yang datang ke kediamannya.
Namun ditengarai, pihak yang sempat datang menemuinya merupakan orang-orang yang disebut AHY sebagai oknum yang terlibat dalam isu Gerakan ambil alih paksa kepemimpinan Demokrat.
Moeldoko mengaku tidak tahu konteks kedatangan orang-orang ke kediamannya. Namun seperti pertemuan dengan pihak lain, Moeldoko mengaku selalu membuka obrolan dengan masalah pertanian.