Baca Juga: Tanggapi Kasus Pemaksaan Siswi Berjilab di Padang, GP Ansor: Prihatin, Tak Pahami Makna Keberagaman
Meski Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah memberikan persetujuan untuk vaksin tersebut, tetap saja banyak orang yang meragukan karena terpengaruh oleh berita palsu.
Berdasarkan data Mafindo, jumlah berita hoax terkait vaksin pada Desember berjumlah 22,9 persen, dan meningkat menjadi 35,7 persen pada 18 Januari lalu.
Berita-berita hoaks tersebut beredar cepat di media sosial.
Baca Juga: Rocky Gerung: Rasisme Menjebak Manusia dalam Kemerosotan Dignity Peradaban
Bahkan sempat beredar berita yang mengatakan bahwa presiden kejang setelah divaksinasi dan meninggal dunia.
“Gerakan anti vaksin bisa berdampak negatif pada penanganan Covid-19, dimana target (jumlah orang) untuk vaksinasi tidak tercapai,” jelas Iwan Ariawan selaku Ahli Epidemiologi UI.
“Sehingga pandemi (Covid-19) tidak bisa dikendalikan,” pungkasnya.***