Menkes Budi memaparkan, kendala yang dihadapi seperti halnya penyimpanan vaksin, yang mana tempat penyimpanan vaksin (cold chain) tidak mencukupi.
Oleh karena itu, vaksin yang telah tersedia justru malah menumpuk di tempat penyimpanan, yang mana hal tersebut luput diperhitungkan sejak awal.
“Kenapa bisa penuh? Salah hitung. Ini masih di provinsi. Setelah dilihat, saya baru tahu, setiap tahun kita vaksinasi reguler setiap tahunnya antara 130-200 juta. Vaksin TBC, polio, difteri, dan sebagainya,” tutur Menkes Budi.
Menanggapi ketidakpercayaan Menkes Budi terhadap Kemenkes, budayawan Sujiwo Tejo mengomentari hal tersebut melalui cuitan di akun Twitter pribadinya @sudjiwotedjo.
Baca Juga: Dugaan 'Sabotase Anies', Refly Harun: Kalau Cuma Dipotong Kabel, Bermaksud Mematikan Pompa
“Menkes kapok pakai data Kemenkes? Andai ini bukan negara, tapi rumah tangga,” tulis Sujwo Tejo seperti yang dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com pada Sabtu, 23 Januari 2021.
Lebih lanjut, Sujiwo Tejo juga menganalogikan hal tersebut dengan rumah tangga.
“Bayangkan gimana kalau para suami udah kapok menggunakan data-data dari istrinya. Begitu juga sebaliknya, para istri udah kapok menggunakan data-data suaminya? Masing-masing menggunakan data dari istri/suami orang? Heuheuheu,” ujar Sujiwo Tejo.***