Peringatkan Indonesia, Menlu Australia: Pastikan Abu Bakar Ba'asyir Tak Picu Lebih Banyak Kekerasan

- 6 Januari 2021, 12:15 WIB
Terpidana kasus terorisme, Abu Bakar Ba'asyir sempat menurun kesehatannya jelang bebas murni pada Jumat, 8 Januari 2021.
Terpidana kasus terorisme, Abu Bakar Ba'asyir sempat menurun kesehatannya jelang bebas murni pada Jumat, 8 Januari 2021. /ANTARA FOTO/Reno Esnir/foc

PR TASIKMALAYA – Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne menanggapi bebasnya tersangka bom Bali tahun 2002, Abu Bakar Ba'asyir.

Berdasarkan penuturan Payne, Indonesia harus memastikan ulama radikal dan tersangka dalam pemboman Bali tahun 2002 tidak memicu lebih banyak kekerasan ketika Abu Bakar Ba'asyir dibebaskan.

Abu Bakar Ba'asyir dipenjara tahun 2011, terkait dengan kamp pelatihan militan di Provinsi Aceh.

Baca Juga: Buktikan Tak Wacana dan Tunjukan Tindak Lanjut Penanganan Pemulung, Kemensos Lakukan Langkah ini!

Abu Bakar Ba'asyir, dianggap sebagai pemimpin spiritual jaringan Jamaah Islamiah (JI), yang terkait dengan Al-Qaeda, yang mana Al-Qaeda diduga merupakan pihak yang mengatur adanya pemboman yang terjadi di klub malam yang berada di Pulau Bali.

“Kedutaan kami di Jakarta telah menjelaskan keprihatinan kami. Orang-orang seperti itu dicegah untuk menghasut orang lain untuk melakukan serangan di masa depan terhadap warga sipil yang tidak bersalah,” pungkas Pyne dalam sebuah pernyataannya seperti yang dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Reuters.

Namun, Abu Bakar Ba'asyir dengan tegas membantah keterlibatannya dalam peristiwa bom Bali tersebut.

Sebelumnya, terjadi peristiwa pengeboman secara besar-besaran.

Baca Juga: Kritik Mensos Risma Soal Blusukan di Jakarta, Fahri Hamzah Jelaskan Perbedaan Menteri dan Walikota

Pengeboman yang terjadi di Bali, menewaskan lebih dari 200 orang, yang mana di antaranya merupakan warga Australia.

Selain itu, operator Jamaah Islamiah juga dituduh telah melakukan serangan terhadap hotel JW Marriot di Jakarta, yang terjadi di tahun 2003 lalu.

Peristiwa pengeboman di Hotel JW Marriot tersebut, menewaskan 12 orang.

Berdasarkan penyelidikan, disimpulkan bahwa pelaku pengeboman tersebut merupakan anggota senior dari Jamaah Islamiah.

Baca Juga: Tanggapi Soal Mensos Risma, Ferdinand: yang Kerja Dicemooh, Gubernur yang Hanya Pencitraan Dipuji

Bahkan, penyidikan menyebut peristiwa bom yang terjadi di Bali dan JW Marriot, keduanya dilakukan oleh Jamaah Islamiah.

Payne bahkan mengatakan kepada pihak Pemerintah Indonesia, untuk memastikan bahwa Abu Bakar Ba'asyir ketika bebas nanti tidak menimbulkan berbagai hal yang berbahaya bagi orang lain.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah