PR TASIKMALAYA – Rintisan kemajuan Indonesia di kancah internasional, mampu untuk meningkatkan hubungan ekonomi dengan berbagai negara.
Termasuk Indonesia berkomitmen untuk terus meningkatkan hubungan ekonominya dengan negara-negara di Amerika Latin.
Sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com, Jumat 23 Oktober 2020 dari laman Kemlu RI.
Baca Juga: Kontribusi PBD Nasional Tinggi, Ketua MPR: Vaksinasi Covid-19 di Pulau Jawa Patut Diprioritaskan
Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) selenggarakan pertemuan daring, “Diskusi Terbatas Peningkatan Status Indonesia menjadi Associate Member pada Aliansi Pasifik".
Hal tersebut dilakukan untuk memetakan langkah-langkah strategis bagi Indonesia dalam hubungannya dengan Aliansi Pasifik, Selasa, 20 Oktober 2020.
Agenda utama pertemuan ini adalah rencana peningkatan status keanggotaan Indonesia dari negara observer menjadi Associate Member.
Baca Juga: Belum Resmi Debut, ENHYPEN Sudah Raih Prestasi Lewat Channel Youtubenya
Direktur Jenderal Amerika dan Eropa, Kementerian Luar Negeri dalam sambutannya menyampaikan bahwa Amerika Latin merupakan kawasan potensial bagi perluasan akses pasar produk Indonesia.
Disertai penggalangan dukungan Indonesia di organisasi internasional.
Salah satu upaya untuk memaksimalkan potensi di kawasan tersebut melalui peningkatan status keanggotaan Indonesia di Aliansi Pasifik.
Peserta diskusi berasal dari perwakilan Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Perdagangan, Kementerian Keuangan, hingga Badan Koordinasi Penanaman Modal.
Baca Juga: Banyak Warga Ragukan ke Halalan Vaksin Covid-19, LPPON MUI: Tunjukan Realitas Religius Indonesia
Duta Besar RI di negara-negara anggota Aliansi Pasifik juga turut hadir dalam kegiatan.
Aliansi Pasifik merupakan organisasi kawasan Amerika Latin yang beranggotakan Chile, Kolombia, Peru, dan Meksiko.
Sejak tahun 2015, Indonesia telah menjadi negara observer pada organisasi kawasan tersebut.
Kegentingan peningkatan status dari observer menjadi Associate Member ini terkait erat dengan perluasan akses pasar dan penetrasi ke pasar potensial Amerika Latin.
Baca Juga: Hoaks Atau Fakta: Benarkah MK Resmi Menggagalkan UU Cipta Kerja Setelah Banyaknya Demontrasi?
Hal ini juga sebagai strategi untuk mendorong negosiasi PTA yang saat ini sedang berlangsung dengan Peru dan Kolombia, sekaligus untuk mendapatkan peluang perjanjian serupa dengan Meksiko.***