White Hacker Bocorkan Fakta Mengejutkan soal Bjorka: Datanya Beli, yang Jual Komplain

15 September 2022, 06:26 WIB
Avatar Bjorka /Twitter/@bjorkanism/

PR TASIKMALAYA – Nama Bjorka saat ini tengah menghebohkan seluruh masyarakat Indonesia.

Bagaimana tidak, sosok Bjorka ini mengaku bahwa dirinya mengantongi data-data penting Pemerintah Indonesia.

Pengakuan Bjorka ini tentu saja membuat pemerintah ketar-ketir, ditambah lagi dia mengaku-ngaku memiliki 105 juta data miliki Warga Indonesia yang berasal dari KPU.

Tidak hanya itu saja, Bjorka juga mengklaim bahwa dirinya memiliki 1,3 miliar data registrasi SIM card prabayar masyarakat Indonesia.

Baca Juga: Tes Kepribadian: Lihat Seorang Wanita atau Kuda? Ungkap Sifat Sejati Diri Anda dari Pilihannya

Namun baru-baru ini fakta mengejutkan soal Bjorka, dibongkar langsung oleh Gildas Deograt Lumy yang dijuluki ‘White Hacker’ .

Gildas Deograt Lumy sendiri bukanlah sosok yang main-main, dia merupakan Koordinator Forum Keamanan Siber dan Informasi (Formasi).

Fakta pertama yang dia yakini adalah, Bjorka memang orang Indonesia.

“Paling tidak orang Indonesia,” tegasnya seperti yang dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari kanal YouTube Deddy Corbuzier yang diunggah Rabu, 14 September 2022.

Baca Juga: Seorang Warga Inggris Akui Jika Mendiang Ratu Elizabeth II Datang ke Mimpinya Selama 3 Kali

Tidak hanya itu saja, Bjorka juga ternyata diduga bukanlah hacker sesungguhnya yang membobol 1.3 miliar data.

Menjadi mengejutkan karena White Hacker tersebut mengatakan bahwa Bjorka sendiri membeli data tersebut dari orang lain.

“Paling tidak untuk kasus yang 1.3 miliar data, dia juga beli dari yang lain, sudah (ditelusuri),” bebernya.

White Hacker itu kemudian membeberkan bisnis model yang ada di dark web.

Baca Juga: Tes Psikologi: Apakah Kamu Mempunyai Kepribadian Romantis? Pilih Not Musik atau Burung untuk Jawabannya

Berdasarkan keterangannya, tidak mungkin peretas sesungguhnya yang menjual data.

Ada banyak keterlibatan tangan-tangan lainnya sebelum data yang diretas tersebut berujung pada si pembeli.

“Bukan peretasnya yang langsung menjual, jadi yang menemukan celah keamanan ada orang lain, yang mengeksploitasi orang lain, yang kemudian menggunakan akun mencuri orang lain, yang menjual orang lain, itu secara umum ekosistemnya seperti itu,” terangnya.

Adapun mengapa hingga saat ini Bjorka belum tertangkap, Gildas mengatakan bahwa saat ini pemerintah masih fokus kepada masalah lain.

Baca Juga: Maaf! BSU 2022 Tidak akan Cair untuk Pekerja dengan Kategori ini! Apakah Anda Termasuk?

“Sebetulnya bukan susah sekali ya, fokusnya (pemerintah) sekarang masih mencari tahu data dari mana sumbernya, kemudian mengelola isu yang ada, berkoordinasi, jadi belum masuk tahap investigasi,” ujarnya.

Meski demikian, dia juga sangat yakin suatu hari nanti Bjorka akan tertangkap.

Dia menambahkan, data-data yang 1.3 miliar tersebut dibeli Bjorka dari pihak lain yang menjual di dark web.

“Paling tidak untuk yang 1.3 miliar itu ya dia beli di dark web. Ada yang menjual, yang menjual tanda kutip complain,” jelasnya.

“Saya nggak tahu perjanjian jual belinya gimana, yang menjual complain, ternyata dia beli,” sambung Gildas.***

Editor: Al Makruf Yoga Pratama

Sumber: YouTube Deddy Corbuzier

Tags

Terkini

Terpopuler