PR TASIKMALAYA – Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dr. Hasto Wardoyo mengungkap faktor yang menyebabkan indeks angka stunting masih cukup tinggi di Indonesia.
Indeks angka stunting di Indonesia per Mei 2022 berada di angka 24,4 persen, masih di atas angka standar yang ditetapkan WHO yakni di bawah 20 persen.
Hasto mengatakan bahwa meski sumber pangan sangat melimpah di Indonesia, faktor lain seperti lingkungan menjadi penyebab tingginya angka stunting.
Dia menggarisbawahi faktor lingkungan yang masih belum cukup baik di Indonesia termasuk kondisi rumah hingga sanitasi.
Baca Juga: Aespa Comeback Lewat Lagu Girls, Netizen Serang Giselle yang Dianggap Tampil Mengecewakan
Konsumsi air bersih juga menjadi faktor yang sangat penting.
“Kita punya lingkungan yang belum 100 persen bagus,” ujar Hasto dalam KLARIFIKASI bersama Forum Pimred pada 18 Juli 2022.
“Sebagai contoh rumah yang kumuh, berdesak-desakan, kurang ventilasi, sehingga TBC-nya bisa tinggi. Anak yang terkena TBC, meski pun makanan melimpah, tetapi mudah batuk, pilek, nafsu makan kurang, berat badan nggak naik-naik,” jelasnya.
Sanitasi dan kebersihan juga penting, dan jika tidak terjaga maka kotoran atau bakteri bisa dibawa oleh lalat yang menghinggap ke makanan.
Dari situ, kemungkinan tingkat diare menjadi lebih tinggi sehingga menyebabkan stunting pada anak-anak.
“Kalau diare, mau naik berat badannya nggak jadi, akhirnya stunting,” katanya.
Di beberapa daerah tertentu, kata Hasto, masih ditemui lingkungan yang bahkan tingkat kebersihannya masih di bawah 50 persen.
Jadi, indeks angka stunting di Indonesia yang masih tinggi bukan hanya karena faktor makanan, tetapi juga lingkungan.
Baca Juga: Ibunda Ayu Ting Ting Menangis saat Tahu Sesuatu pada Calon Cucu ke 2, Umi Kalsum: Lemes
“Lingkungan sangat berpengaruh,” tegasnya.
Dalam mencegah stunting, BKKBN melakukan berbagai updaya termasuk dalam memberikan edukasi pada generasi muda.
BKKBN membentuk duta seperti ‘ayah generasi berenca’ dan lainnya untuk kemudian melakukan sosialisasi.***