PR TASIKMALAYA - Honesti Basyir, Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) memberikan solusi untuk para calon jamaah haji dari Indonesia.
Solusi ini merupakan upaya agar jamaah bisa memenuhi syarat haji yang telah dikeluarkan Pemerintah Arab Saudi.
Honesti menyebut bahwa Pemerintah Arab Saudi hanya melimpahkan izin pada jamaah yang sudah menerima suntik vaksin.
Tetapi vaksin tersebut haruslah produk dari perusahaan farmasi Eropa dan Amerika Serikat (AS).
Dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Antara, produk-produk itu termasuk Pfizer, Moderna, Johnson & Johnson, serta AstraZeneca.
"Indonesia sendiri baru memiliki satu jenis vaksin yang sesuai dengan kriteria pemerintah Arab Saudi yaitu AstraZeneca," terang Honesti.
Informasi ini diungkapkan Honesti saat rapat dengar pendapat bersama Komisi VI DPR RI Jakarta, Selasa, 25 Mei 2021.
Sampai saat ini, vaksin Pfizer belum masuk ke Indonesia, sedangkan Johnson & Johnson baru akan diterima tahun depan.
Honesti menuturkan, pihaknya kini telah menyediakan alternatif agar jamaah haji dapat menerima vaksin AstraZeneca.
Hal ini dilakukan supaya jamaah memenuhi syarat yang diberlakukan pemerintah Arab Saudi.
Ia menilai bahwa vaksin AstraZeneca yang sudah ada di Indonesia mungkin dapat disesuaikan dengan jamaah.
Pihaknya pun akan mendiskusikan hal ini terlebih dahulu kepada BPOM dan Komnas KIPI.
"Apakah mereka boleh diberikan vaksin AstraZeneca untuk bisa memenuhi persyaratan," terangnya.
Honesti menilai, tindakan ini juga tentu harus mendapat persetujuan para ahli terlebih dahulu.
Di sisi lain, ia berharap agar pemerintah Indonesia terus berdiplomasi dengan pemerintah Arab Saudi.
Baca Juga: 15 Link Twibbon Ucapan Hari Raya Waisak 2021 atau 2565 BE, Cocok Dibagikan di Sosial Media!
Diplomasi tersebut ialah meminta agar Arab Saudi mengizinkan penggunaan vaksin Sinovac yang sudah tersedia di Indonesia.
"Tentu kami berkeyakinan pemerintah Arab Saudi bisa memberikan kebijakan," kata Honesti.
"Sehingga vaksin-vaksin yang sudah diberikan di Indonesia mungkin bisa jadi bagian dari vaksin yang diterima oleh Pemerintah Arab Saudi," sambungnya.
"Memang perlu ada diplomasi antar negara untuk bisa memasukkan vaksin yang ada di Indonesia ke Arab Saudi," tandasnya.***