KPI Larang TV Tampilkan Ustaz dari Organisasi Terlarang, Ali Ngabalin: Ini Harus Kita Lihat dari Segi Positif

27 Maret 2021, 06:50 WIB
Ali Ngabalin mengomentari terkait KPI yang melarang menampilkan ustaz dari organisasi terlarang.* /Tangkap layar Twitter/@AliNgabalinNew/

PR TASIKMALAYA - Ali Ngabalin belum lama ini angkat bicara terkait KPI yang melarang menampilkan Ustaz dari organisasi terlarang di TV menjelang Ramadhan.

Menurut Ali Ngabalin, sebagai warga negara harus melihat dari segi positifnya jangan dari negatifnya.

Hal itu disampaikan secara langsung oleh Ali Ngabalin melalui tayangan YouTube Karni Ilyas Club yang diunggah pada Jumat 26 Maret 2021.

Baca Juga: Jawab Kekhawatiran Petani Lokal, Jokowi : Saya Pastikan Beras Petani akan Diserap Bulog

Menurutnya, kita semua perlu mengapresiasi KPI karena bagaimanapun KPI menurut Perundang - undangan komisi Independen.

"Saya kira kita harus tetap memberikan apresiasi kepada Komite Penyiaran Indonesia (KPI) karena menurut ketentuan Undang -Undang ini komisi Independen," tuturnya sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari YouTube Karni Ilyas Club.

Ia menambahkan, kalau nanti ada pihak-pihak yang keberatan terhadap regulasi atau apa yang menjadi larangan bagi KPI bisa dilihat secara objektif.

Baca Juga: Soal Polemik Beras Impor, Presiden Jokowi: Kita Sudah Hampir Tiga Tahun Tak Impor Beras

"Karena tidak ada orientasi satu kepentingan kebijakan negara itu kecuali untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat atau pemirsa khususnya umat islam," tambahnya.

Sehingga, menurut bacaan referensi singkatnya, di situ tidak lain dan tiada bukan memberikan tambahan informasi dan muatan yang terkait dengan spritualisme, budaya serta mengangkat kemampuan intelektual knowlage bagi kepentingan umat dan saudara saudara kita.

Ia juga menambahkan, bahwa yang menonton tidak hanya umat Islam saja melainkan dari kalangan umat yang lainnya.

Baca Juga: Redam Polemik Beras Impor, Jokowi Minta  Hentikan Perdebatan yang Akan Sebabkan Harga Gabah Petani Anjlok

"Tentu ada dari katholik Hindu, Budha, Konghucu, dan yang lainnya juga menyaksikan semua siaran-siaran di dalam bulan suci ramadhan," ucapnya.

Ali Ngabalin sebagai warga negara menilai, harus melihat dari positif thinkingnya juga jangan negatifnya.

"Saya kira ini yang paling penting, standar keputusan pengadilan terhadap organisasi-organisasi yang menggunakan diksi dan narasi-narasi agama," tuturnya.

Narasi agama itu menurut Ali Mochtar Nagabalin, seringkali memasukan pesan-pesan, hasutan, kebencian, pesan dalam menyerang orang lain yang tidak punya keyakinan sama dengannya, mengkafirkan orang dan standar itu ada di pengadilan. ***

Editor: Asri Sulistyowati

Sumber: YouTube Karni Ilyas Club

Tags

Terkini

Terpopuler