Din Syamsuddin Minta SKB 3 Menteri soal Seragam Dicabut, Ferdinand Hutahaean: Ciri Radikalis, Gemar Pemaksaan

19 Februari 2021, 09:29 WIB
Ferdinand Hutahaean tanggapi pernyataan Din Syamsuddin soal SKB 3 Menteri. //Instagram.com/@ferdinand_hutahaean

PR TASIKMALAYA – Ferdinand Hutahaean tanggai soal Din Syamsuddin yang sampaikan pendapatnya terkait Surat Keputusan Bersama (SKB 3 Menteri) yang membahas soal seragam sekolah.

Din Syamsuddin meminta soal pencabutan SKB 3 menteri, agar tidak menyimpang dari nilai-nilai dasar budaya Indonesia, dan hal ini mendapat tanggapan dari Ferdinand Hutahaean. 

Ferdinand Hutahaean bahkan menyebut bahwa Din Syamsuddin masuk ciri-ciri orang yang radikalis dengan meminta SKB 3 Menteri untuk dicabut. 

Baca Juga: UU ITE Siap Direvisi, Refly Harun: Membedakan Hasutan, Penghinaan, Provokasi Itu Tidak Jelas

Sebelumnya, Din Syamsuddin menilai, SKB 3 Menteri tersebut lahir karena adanya polemik hijab di salah satu sekolah negeri di Sumatera Barat bertentangan dengan kearifan lokal jika ditinjau dari antropologis cultural dan sisi sosiologis.

“Perlu sekali dihilangkan, dicabut, ditarik, atau dengan bahasa moderat disarankan direvisi agar tidak menyimpang dari nilai-nilai dasar dan budaya Indonesia,” tutur Din Syamsuddin seperti yang dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari ANTARA pada Jumat, 19 Februari 2021.

Din Syamsuddin menambahkan, dengan adanya SKB 3 Menteri justru akan mengurangi sisi religiusitas di lingkungan sekolah.

Senada dengan pendapat Din Syamsuddin, Siti Zuhro yang merupakan pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia menyatakan, SKB 3 Menteri tersebut belum memiliki urgensi karena dinilai dapat memisahkan religiusitas dari dunia pendidikan.

Baca Juga: Elektabilitas Partai Demokrat Melonjak, Ossy Dermawan: Fitnah dan Hoaks Meningkatkan Simpati dan Empati

Oleh karena itu, Siti Zuhro mengimbau pemerintah untuk meninjau kembali SKB 3 Menteri guna mengurangi keresahan masyarakat yang menginginkan nilai religiusitas berdasarkan pada aturan berpakaian yang proporsional.

“Pendidikan sebaiknya bisa mentransfer nilai yang cukup. Kalau ada keresahan maka keberpihakan sedang tidak ada kepada kita,” tutur Siti Zuhro.

Menanggapi pernyataan Din Syamsuddin tersebut, Ferdinand Hutahaean memberikan tanggapannya yang disampaikan di dalam akun Twitter pribadinya @FerdinandHaean3 seperti yang dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com pada Jumat, 19 Februari 2021.

“Pak Din, mungkin bagi bapak hal itu tidak urgent. Saya bisa paham, karena ciri-ciri orang radikalis memang seperti itu salah satunya, gemar pemaksaan,” tutur Ferdinand Hutahaean.

Baca Juga: Refly Harun: Kalau Mengkritik Kepolisian, Kejaksaan, ya Tidak Boleh Merasa Terhina

Tangkapan layar unggahan Ferdinand Hutahaean. /Twitter/@FerdinandHaean3

“Tapi bagi saya, bagi kami anak negeri yang cinta NKRI, cinta Pancasila, dan hidup menjadi toleransi, SKB itu sangat urgent,” sambung Ferdinand Hutahaean.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: Twitter @FerdinandHaean3

Tags

Terkini

Terpopuler