Istimewanya Air Tanjung, Diyakini Bisa Bikin Lezat Ketupat Lebaran hingga Diserbu Warga

- 18 Mei 2020, 13:40 WIB
JELANG Lebaran, sejumlah warga mulai memburu air Tanjung yang diyakini bisa membuat ketupat kuat dan lezat.*
JELANG Lebaran, sejumlah warga mulai memburu air Tanjung yang diyakini bisa membuat ketupat kuat dan lezat.* //Asep MS/KP

PIKIRAN RAKYAT - Ketupat dan opor ayam sudah dipastikan menjadi makanan khas masyarakat selama perayaan lebaran. Bahkan bagi sebagian masyarakat, menu ketupat di campur opor ayam seolah menjadi menu wajib saat Idulfitri.

Di Kota Tasikmalaya, sejak beberapa tahun terakhir ini ada ketupat dengan rasa yang berbeda dari ketupat pada umumnya. Teksturnya kenyal dan lebih tahan lama, bahkan bisa tahan sampai lima atau tujuh hari.

Namanya Kupat (Ketupat) Tanjung. Dinamakan Ketupat Tanjung, karena air yang digunakan untuk memasak ketupatnya berasal dari daerah Tanjung, tepatnya Cicukang Kelurahan Tanjung, Kecamatan Kawalu, Kota Tasikmalaya.

Baca Juga: Cegah Stres Selama Masa Pandemi, Berikut Saran dari Praktisi Terapi Bermain dan Seni

Ketupat yang satu ini seolah telah menjadi favorit baru saat warga merayakan lebaran. Tak heran, ketupat ini pun kerap bersanding dengan menu makanan lainnya khususnya makanan yang berkuah.

Karena rasanya yang berbeda, harganya pun biasanya lebih mahal dibanding ketupat biasa, yakni antara Rp 2.500 sampai Rp 4.000, tergantung ukuran besar kecilnya.

KETUPAT lebaran dengan air Tanjung.*
KETUPAT lebaran dengan air Tanjung.* /Asep MS/KP

Iman Hermansyah, Ketua RT 3 RW 5 Cicukang mengatakan, air Tanjung yang memiliki sedikit rasa asin ini sudah ada sejak lama, namun baru digunakan untuk memasak ketupat pada tahun 2000-an awal.

Baca Juga: Idulfitri di Tengah Pandemi, Berikut Aplikasi untuk Bikin Silaturahmi Digital Lebih Berkesan

Setiap menjelang lebaran kata dia, di daerah Cukang ini selalu ada kesibukan lain. Mirip saat sedang membagikan air bersih seperti yang biasa dilakukan pada musim kemarau.

Banyak warga yang sengaja datang ke tempat ini untuk membeli air Tanjung yang akan digunakan untuk memasak ketupat.

Pembelinya bukan hanya warga sekitar, tapi ada yang dari luar Kota Tasikmalaya, seperti dari Kabupaten Tasikmalaya, Garut, Bandung hingga Bogor.

Baca Juga: Iuran BPJS Kesehatan Dinaikkan, Presiden Jokowi Dinilai Permainkan Hati Rakyat

Iman menjelaskan, air yang ditampung di dalam toren atau bak oleh masyarakat selanjutnya dijual kepada masyarakat umum.

Untuk satu jeriken ukuran lima liter misalnya, biasanya dijual Rp.5.000 per jerigen. Sedangkan untik ukuran jeriken yang lebih besar, harganya lebih mahal bisa mencapai Rp 20 ribu.

Disebutkan dia, penghasilan dari penjualan air ketupat selama musim Ramadhan untuk satu sumur bisa terkumpul hingga Rp 10 juta.

Baca Juga: Berada di Level Berat, Nasib PSBB di Kota Tasikmalaya Diputuskan Hari Ini

Uang itu tidak masuk ke saku pribadi, tapi dibagi-bagi sesuai kesepakatan yang telah dibuat bersama Karang Taruna setempat.

Dede Rudi, salah seorang warga setempat menambahkan, dari satu sumur dalam sehari semalam bisa disedot airnya sampai dua ribu liter, dan uniknya sumur air Tanjung ini tidak pernah kering kerontang.

Padahal, selain dijual di dekat sumur-sumur yang merupakan mata air, air Tanjung ini juga dijual di pinggir jalan. Sedikitnya, ada 27 pedagang air Tanjung di sepanjang jalan menuju sumur mata air Tanjung.

Baca Juga: Bantu Warga Jawa Tengah di Jabodetabek, Ganjar Pranowo Kirim 7.000 Paket Sembako

Selain untuk memasak ketupat, air Tanjung juga bisa digunakan mencampur adonan gorengan, seperti bala-bala atau gehu, dan rasanya pun jadi berbeda dari biasanya.

Di luar Ramadhan, air tanjung ini lebih sering dipakai untuk berendam, karena diyakini bisa menyembuhkan berbagai masalah di badan, seperti penyakit kulit atau lumpuh.***

Editor: Suci Nurzannah Efendi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x