Dampak Dibatasinya Kegiatan karena Covid-19 Mulai Dirasakan Jasa Angkutan, Pendapatan Ojol Kini Menurun Drastis

- 19 Maret 2020, 12:20 WIB
SEJUMLAH pengemudi ojek online di Kota Tasikmalaya tampak hanya berduduk ria akibat sepinya orderan, Kamis (19/3/2020).*
SEJUMLAH pengemudi ojek online di Kota Tasikmalaya tampak hanya berduduk ria akibat sepinya orderan, Kamis (19/3/2020).* //Asep M Saefuloh/


PIKIRAN RAKYAT - Keputusan pemerintah merumahkan pegawai dan siswa sekolah terkait pencegahan penyebaran virus corona di Kota Tasikmalaya mulai berdampak.

Salah satunya mulai dirasakan sejumlah jasa angkutan yang ada di Kota Tasikmalaya. Mereka mengeluhkan penurunan permintaan masyarakat terhadap sejumlah jasa angkutan.

Jasa angkutan yang terkena dampak salah satunya dirasakan para driver ojol (Ojeg Online).

Baca Juga: Indonesia Belum Tetapkan Lockdown, Pengamat BUMN Beberkan Dampak Jika Diberlakukannya Kebijakan Tersebut

Sejak beberapa hari terakhir, mereka mulai mengeluhkan sepinya orderan. Hal ini tentu saja berdampak pada penghasilan mereka yang juga menurun.

Hasan (42) seorang driver ojol di Di Kota Tasikmalaya mengatakan bahwa dirinya merasakan sepinya orderan dalam beberapa pekan terakhir.

Menurut Hasan yang biasanya mulai menjalani pekerjaan sejak pukul 06.00 WIB tersebut, mengaku butuh waktu yang lama untuk bisa mendapatkan orderan penumpang.

“Dua jam paling dapat satu orderan, kadang lebih,” katanya, Kamis 26 Maret 2020. 

Baca Juga: Demi Antisipasi Penularan Virus Corona, RSUD dr Soekardjo Tasikmalaya Menghapuskan Jam Besuk

Hal senada juga diakui Reja, yang juga sehari-hari narik ojol di sekitaran Kota Tasikmalaya.

Menurutnya sejak ada kebijakan merumahkan pegawai dan anak sekolah, butuh waktu lama untuk bisa tupo (tutup poin).

Biasanya untuk bisa tupo dia hanya butuh waktu beberapa jam saja. Namun kini butuh waktu belasan jam untuk mengejar bonus.

Tak hanya penumpang, order pesan antar makanan juga berkurang drastis. Asumsi mereka kondisi ini terjadi karena banyaknya sekolah dan kampus yang libur.

Baca Juga: Di Tengah Merebaknya Wabah Covid-19, Kasus DBD Malah Menjadi Teror bagi Warga Tasikmalaya

“Biasanya jam segini sudah dapat lima order. Ini cuma satu,” jelas Reja.

Bila dibandingkan dengan masa awal kemunculan ojol dulu, penghasilan para driver ojol saat ini ibarat mendekati sekarat.

Dulu kata dia, seorang driver bisa mendapatkan penghasilan antara Rp 3 hingga Rp 5 juta per bulan, kini tak bisa lagi seperti itu.

Dulu kata dia, pendapatan sebagai supir ojek bisa sepadan dengan para pekerja kantoran. Namun kondisi tersebut sekarang mulai berbalik.

Baca Juga: Penularan Covid-19 Sangat Masif, Penderita Virus Corona Banyak yang Tak Terdeteksi Bahkan Tidak Menunjukkan Gejala

Di sisi lain, jumlah driver yang semakin bertambah menyebabkan persaingan makin ketat sehingga pesanan ojek pun makin sulit didapat.

Dulu dengan membawa 10 orang lebih penumpang sehari seorang driver bisa kantongi uang sampai Rp 250 ribu.

Namun, sekarang dengan jumlah order yang menurun, maka pendapatannya pun juga turun ke kisaran Rp 50 ribu hingga Rp 100 ribu sehari.

"Itu teh kotor pak, karena belum di kurangi untuk beli bensin," ujar Reja.***

Editor: Rahmi Nurlatifah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah