Bahasa Penanganan Wabah Virus Corona, Wali Kota Tasikmalaya Lakukan Teleconference dengan RSHS Bandung

- 5 Maret 2020, 19:56 WIB
Wali Kota Tasikmalaya, Budi Budiman, mengikuti teleconference pembahasan penanganan virus corona  dengan pihak RSHS Bandung,  bertempat di Aula RSUD dr.Soekardjo Kota Tasikmalaya, Kamis (5/3/2020).*
Wali Kota Tasikmalaya, Budi Budiman, mengikuti teleconference pembahasan penanganan virus corona dengan pihak RSHS Bandung, bertempat di Aula RSUD dr.Soekardjo Kota Tasikmalaya, Kamis (5/3/2020).* //KP/ ASEP MS

PIKIRAN RAKYAT - Wali Kota Tasikmalaya, Budi Budiman, mengikuti teleconference pembahasan penanganan virus corona dengan pihak RSHS Bandung, sebagai salah satu rumah sakit rujukan penanganan pasien virus Corona di Jawa Barat, bertempat di Aula RSUD dr.Soekardjo Kota Tasikmalaya, Kamis 5 Maret 2020.

Teleconference tersebut, juga diikuti lebih dari 100 rumah sakit se-Jawa Barat.

Tak hanya Budi, Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya Uus Supangat, Direktur Umum RSUD Kota Tasikmalaya Wasisto,serta sejumlah tenaga medis dari beberapa rumah sakit yang ada di Kota Tasikmalaya ikut hadir.

Baca Juga: Reuni Para Pemain Flm Keluarga Cemara 1990-an, Film 'Terimakasih Emak Terimakasih Abah' Telah Rampung Digarap

Budi Budiman mengatakan, teleconference sendiri dilakukan guna mendapatkan semua informasi soal tahapan penanganan jika ada warganya yang diduga terjangkit virus corona.

"Jadi, sebelum dibawa ke rumah sakit rujukan penanganan corona di RSHS Bandung, kita ingin mengetahui tahapan apa saja yang bisa dilakukan rumah sakit di Kota Tasikmalaya sebagai penanganan awal," ujar Budi.

Budi juga mengatakan, dalam teleconference tersebut, pihaknya sempat menanyakan harga alat untuk mengeceknya virus.

Baca Juga: Marak Praktik Penipuan Berkedok Investasi, Jurnalistik Solutif PR Bantu Tingkatkan Literasi Masyarakat

"Tadinya kita ingin rumah sakit kita punya alat deteksi cepat agar  jika ada terindikasi virus segera tertangani,"ujarnya.

Hanya saja katanya, bukan masalah harganya yang jadi permasalahan, akan tetapi untuk pemeriksaan virus corona ini tidak sembarangan bisa dilakukan oleh rumah sakit manapun.

Sehingga tetap harus di litbang kes pusat atau laboratorium yang sudah mendapatkan sertifikasi dari WHO internasional guna menghindari kesalahan diagnosa.

Baca Juga: Beredar Kabar Biaya Pengobatan Pasien Terjangkit Virus Corona Tak Dicover Pemerintah, Kepala Humas BPJS Berikan Klarifikasi

"Masalahnya disitu, laboratorium yang sudah punya sertifikat itu adalah di Litbangkes, Jakarta. Jadi percuma juga jika punya alat tapi tak punya sertifikasinya," kata Budi.

Lebih lanjut Ujar Budi, masyatakat Kota Tasikmalaya diminta tetap tenang dan  bersyukur, karena hingga saat ini di Kota Tasikmalaya tidak ada satupun Orang dalam setatus pemantauan (ODP) termasuk belum ada juga Pasien dalam status Pengawasan (PDP) terkait virus corona.

"Kemarin memang ada pasyen dalam status ODP yaitu warga Ciamis, tapi kini sudah kita serahkan ke Dinkes Ciamis," ujarnya.

Baca Juga: Diwarnai Hujan Walkover di Tengah Wabah Virus Corona, Unggulan Indonesia Tetap Melaju di German Open 2020

Dijelaskan Budi, pasien yang masuk katagori dalam pengawas apabila si pasyen  sudah ada gejala-gejala seperti demam, sesak dan lain sebagainya, itu langsung dimasukan ke ruang isolasi rumah sakit.

Lalu, nanti akan diambil sample-nya dan sample tersebut dibawa ke laboratorium Litbang kes dan kita tinggal menunggu hasilnya," jelasnya.

Namun, tambah dia, pihaknya meminta masyarakat tetap waspada.

Halaman:

Editor: Tyas Siti Gantina


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x