Permudah Layanan Masyarakat, 'Pelakor' dari Disdukcapil Dinanti-nanti oleh Warga Tasikmalaya

- 15 Februari 2020, 16:53 WIB
Program Pelakor (Pelayanan Administrasi Kendaraan Bermotor) di Tasikmalaya.*
Program Pelakor (Pelayanan Administrasi Kendaraan Bermotor) di Tasikmalaya.* /Aris Mohamad F//


PIKIRAN RAKYAT  - Pelakor memiliki konotasi yang jelek di mata masyarakat, sosoknya kerap diwaspadai karena bisa mambawa prahara rumah tangga.

Akan tetapi berbeda dengan Pelakor dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil), Kabupaten Tasikmalaya yang satu ini. Mereka justru dinanti-nanti warga bahkan bila telah datang langsung mengantri untuk segera di panggil.

Pelakor yang dimaksud tersebut yakni adalah Pelayanan Administrasi Kendaraan Bermotor, salah satu terobosan Disdukcapil Kabupaten Tasikmalaya.

Baca Juga: India Otak-Atik Pemainnya, Tim Putra Indonesia Tetap Siap dalam Babak Semifinal BATC 2020

Upaya ini guna membantu memudahkan masyarakat dalam mendapatkan pelayanan administrasi kependudukan (Adminduk), seperti KTP-elektronik, Kartu Keluarga, Kartu Identitas Anak hingga Akta Kelahiran.

Menurut Kepala Bidang Pengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan (PIAK) dan Pemanfaatan Data (PD) Uu Saeful Uyun, penggunaan nama Pelakor bukan dimaksudkan "perebut laki-laki orang", seperti arti secara umum.

Melainkan agar masyarakat dapat merespon program ini terlebih bila petugas langsung mendatangi masyarakat.

"Jadi ini merupakan sebuah inovasi jemput bola dari kami guna lebih memudahkan pelayanan. Masyarakat terbantu karena tidak perlu datang jauh-jauh ke kantor Disdukcapik, tetapi kami yang mendagangi ke kampung-kampung," jelas Uu, Sabtu  15 Februari 2020.

Ditambahkan Uu, Pelakor ini sudah berjalan sejak awal tahun 2020. Pihaknya menyiapkan 12 petugas dengan kendaraan roda dua.

Saat ini baru tersedia 7 unit sepeda motor yang berkeliling ke kecamatan yang rendah pendataan kependudukan seperti Kecamatan Bojonggambir dan Taraju.

Baca Juga: Selain Ukir Prestasi, Eratkan Persaudaraan Jadi Tujuan di PON Papua 2020

Pelakor juga menjangkau hingga ke dusun-dusun yang tidak bisa dijangkau oleh kendaraan roda empat atau mobil. Masyarakat hanya tinggal duduk di rumah, sementara petugas datang mengunjungi mereka.

"Jadi masyarakat hanya tinggal menyiapkan segala persyaratan, kami yang datang. Kami menyasar wilayah pelosok yang akses jalan sulit dan masyarakat kesulitan ke kantor Disdukcapil," tambah dia.

Meski begitu, hasil evaluasi terhadap program ini ternyata masih kerap menemui kendala. Salab satunya yakni masalah sinyal atau jaringan telekomunikasi.

Maka kedepan, lanjut Uu, pihaknya akan mengkaji bagaimana secara efektivitas melayani masyarakat untuk kecamatan berikutnya yang akan didatangi oleh para petugas.

"Kendalanya hanya pada masalah sinyal. Sebab secara geografis, masih banyak wilayah pelosok yang belum terakses sinyal internet. Akses jalannya pun sangat ekstrim untuk dilalui kendaraan," jelas Uu.

Baca Juga: Bawa Dampak Luar Biasa, 4 Orang Korea Selatan Paling Berpengaruh dan Menginspirasi Generasi Ini

Nengsih (42) warga kecamatan Bojonggambir mengaku sangat terbantu dengan pelayanan dari pelakor Disdukcapil ke daerahnya.

Pasalnya ia tidak harus menempuh jarak puluhan kilometer ke kantor Disdukcapil untuk mengurus perbaikan KTPnya dan anggota keluarga lainnya. Pasalnya petugas datang ke desanya dan siap memberikan pelayanan layaknya di kantor dinas.

"Jika harus ke kota (kantor Disdukcapil) berapa ongkos yang harus kami keluarkan, belum untuk makan, tentunya lebih dari 150 ribu. Tetapi jika petugasnya datang ke daerah, tentunya kami tidak harus mengeluarkan ongkos," jelasnya.***

Editor: Rahmi Nurlatifah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x