Pembangunan Jalan Tol Batikcap Disambut Baik, Warga Harus Waspadai Spekulan Tanah

- 14 Februari 2020, 12:28 WIB
/ARIS Mohamad Fitrian//



PIKIRAN RAKYAT - Rencana pemerintah pusat membangun jalan Tol Bandung - Tasikmalaya - Cilacap (Batikcap) sangat disambut baik oleh masyarakat.

Sebab dengan adanya jalan tol tersebut akan mempercepat perkembangan Tasikmalaya, salah satunya Singaparna sebagai ibu kota Kabupaten Tasikmalaya.

Namun yang perlu diwaspadai oleh semua yakni adanya serbuan broker atau spekulan tanah yang memanfaatkan pembangunan tol untuk kepentingan pribadi mereka.

Baca Juga: Pabrik Popok di Tiongkok Beralih Memproduksi Masker demi Penuhi Kebutuhan Negara Perangi Virus Corona

Di Kecamatan Singaparna saja ada empat desa yang dilintasi oleh trase tol, yakni Desa Sukaherang, Desa Cintaraja, Desa Cikunir dan Desa Cikadongdong.

Belum lagi di kecamatan lain seperti Kecamatan Cigalontang, Padakembang, Leuwisari, Manonjaya dan Cineam, yang juga sama-sama akan dilewati oleh trase jalan tol Batikcap.

"Jadi kalau titiknya dimana memang sampai sekarang belum ada. Akan tetapi trase bakal kemana nanti jalan melintas itu sudah ditetapkan. Di kecamatan Singaparna saja melawati empat desa," ujar Camat Singaparna Kusnanto pada Jumat 12 Februari 2020.

Dirinya mengimbau kepada masyarakat untuk waspada dengan broker atau spekulan tanah yang diprediksi akan menyerbu wilayah-wilayah yang akan dilewati oleh jalan tol tersebut.

Sebab dalam setiap proyek besar semacam ini, selalu saja kerap ada yang mencoba mengambil keuntungan sepihak.

Baca Juga: Membentang Lebih dari 1 Km, Bekasi dan Karawang Kini Dihubungkan Jembatan Terpanjang

"Memang itu yang harus diwaspadai. Broker dan spekulan tanah. Mungkin saja sudah mengincar, meski dimana titiknya yang dilewati belum di publish secara detail," jelas Kusnanto.

Kekhawatiran warga terkait adanya spekulan yang mempermainkan harga tanah ini bukan isapan jempol semata.

Menurut warga banyak orang tidak dikenal menanyakan tanah yang akan dijual. Apalagi diketahui jika di wilayah Singaparna merupakan salah satu titik exit tol Batikcap yang ditentukan.

Hal itu diutarakan Suryana (45) warga Desa Sukaherang, Kecamatan Singaparna. Dirinya yang berjualan dipinggir jalan ini menuturkan, beberapa kali ditanya oleh warga tidak dikenal seolah mencari keberadaan tanah yang akan dijual.

Kebanyakan, warga yang datang tersebut bukan dari wilayah Singaparna atau Tasikmalaya. Hal itu terlihat dari plat nomor kendaraan yang dipakai mereka kebanyakan dari luar wilayah Tasikmalaya.

Baca Juga: Kopdar dengan Ridwan Kamil, Cellica Ceritakan Pengecoran Jalan dan Pembangunan Pasar

"Pernah ada orang turun dari mobil mewah sambil menanyakan dimana ada lokasi tanah yang hendak dijual," jelasnya.

Warga lainnya, Firman (39) warga Desa Cikunten, Kecamatan Singaparna, mengatakan, bukan tidak mungkin banyak warga yang menginginkan tanah di wilayah Singaparna, mengingat rencangan dibangunan exil tol Batikcap ada di Singaparna. Warga pun mulai waspada dan tidak sembarangan melepas tanah mereka.

"Sudah banyak yang ingin membeli tanah disini. Sebab mereka mengetahui investasi kedepannya pasti akan naik. Apalagi setelah ada jalan tol," ujarnya.

Firman mengatakan, untuk harga tanah di wilayah Desa Cikunten saja sudah bervariasi. Untuk yang berada dipinggir jalan bisa mencapai Rp 300 ribu per meter persegi.

Sementara untuk tanah yang sedikit menjorok ke perkampungan seharga Rp 120 rubu per meter persegi.***

Editor: Rahmi Nurlatifah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x