Memasuki Bulan Ramadhan, Omzet Penjualan Baju Muslim Meningkat hingga 50 Persen

26 April 2020, 13:45 WIB
Omset pedagang baju muslim di Pasaran mulai mengalami peningkatan seiring masuknya Bulan Ramadan 1441 H.* //KP/ ASEP MS

PIKIRAN RAKYAT - Omzet pedagang baju muslim di Pasaran mulai mengalami peningkatan seiring masuknya bulan puasa 1441 H.

Para pedagang pakaian muslim mengaku, walau ada wabah virus corona, tapi omzet penjualan tetap naik sekitar 50 persen dibanding bulan sebelumnya.

Deni, salah seorang penjual pakaian muslim di Pasar Cikurubuk Kota Tasikmalaya mengaku, tiap tahunnya tren penjualan busana muslim memang pasti naik saat bulan suci Ramadhan, Minggu 26 April 2020.

Baca Juga: Selain dalam Vaksin Covid-19, AS dan Tiongkok Kini Berlomba Mengetahui Kondisi Kim Jong Un

Ia mengatakan, walau di tengah wabah Covid-19, kenaikan omset barang dagangannya mulai terjadi sekitar tiga minggu sebelum Bulan Ramadan dan terus meningkat hingga sekarang.

Lebih lanjut, untuk saat ini, kebanyakan pembeli biasanya masyarakat yang belanja pakaian untuk dijual lagi. Hal itu terlihat dari jumlah belanjaan yang cenderung banyak.

"Mereka juga meminta harga yang diberikan bukan harga satuan melainkan harga serian dengan dalih untuk dijual lagi," katanya.

Baca Juga: Tak Hanya PSBB dan Zona Merah, Mahfud MD Tegaskan Larangan Mudik untuk Seluruh Indonesia

Namun demikian, lanjut Deni, jika dibanding waktu yang sama tahun-tahun sebelumnya, besaran omzet penjualan baju muslim saat memasuki Ramadan jauh lebih rendah.

Menurunya, kondisi tersebut dimungkinkan karena datangnya Bulan Ramadan tahun ini berbarengan dengan adanya virus corona dimana ekonomi masyarakat cenderung melemah.

"Biasanya, saat menjelang Bulan Ramadan, kenaikan omset penjualan bisa mencapai 200 persen dibanding hari-hari biasa," ujar Deni.

Baca Juga: Liga 1 Terhenti Akibat Covid-19, Pemain PSIS Semarang Banting Setir Jadi Wirausahawan

Hal yang sama juga dikatakan oleh pedagang pasar lainnya. Hj. Reni, penjual toko baju muslim mengatakan, omset tokonya naik sekitar 70 persen dibandingkan bulan lalu.

Ia menjelaskan, biasanya omset penjualannya per hari mencapai sekitar Rp 5 hingga 8 juta. Namun saat ini, omsetnya sudah mencapai lebih dari Rp 10 hingga 15 juta per hari.

Dari sisi harga, kata Reni, penjualan pakaian memang sedikit ada kenaikan. Namun demikian, lanjut dia, kenaikannya tidak terlalu tinggi.

Baca Juga: Disebut Wafat hingga Siap Digantikan Adiknya, Kondisi Kim Jong Un Jadi Misteri Besar Dunia

Ia mencontohkan, untuk baju seharga Rp 85 ribu biasanya naik menjadi Rp 90 ribu. Walaupun harga baju sedikit naik, pembeli tetap banyak, baik untuk dijual lagi maupun untuk kebutuhan Ramadhan dan Idul Fitri.

Reni juga mengatakan, tidak semua item dagangannya naik. Barang yang paling bagus penjualannya adalah jenis mukena, baju koko, dan baju muslim perempuan. Sedangkan untuk penjualan jilbab, sajadah, dan peci harganya relatif sama.

Baca Juga: Bantu Warga Belum Terdata Bansos, Kapolri Instruksikan Polres Siapkan Dana Khusus

"Kasian juga kalo lagi di tengah keadaan seperti ini semua barang naik. Tapi kalau ga di naikan ga bisa juga karena pembeliannya naik, apalagi barang dari luar sekarang susah karena Covid-19," katanya.

Para pedagang memprediksi, penjualan baju muslim akan kembali meningkat saat menjelang lebaran nanti.

Namun ujar Reni, saat mendekati lebaran, pembeli baju eceran lah yang biasanya akan mendominasi penjualan di tokonya.

Baca Juga: Ahli Medis Tiongkok Pergi ke Korea Utara di Tengah Kabar Kondisi Kim Jong Un yang Memburuk

"Kalau untuk saat ini biasanya yang belanja di toko saya buat dijual lagi di pasar-pasar lain atau toko-toko rumahan. Kalau yang eceran atau perorangan biasanya belinya nanti jelang lebaran," tandasnya.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Tags

Terkini

Terpopuler