Ulat Grayak Jadi Hama Jenis Baru yang Merebak, Garut Tangani dengan Aplikasi Android

- 1 Februari 2020, 07:45 WIB
Drone modifikasi untuk penyiraman tanaman jagung guna menghindari hama ulat grayak yang memakan batang pohon jagung.
Drone modifikasi untuk penyiraman tanaman jagung guna menghindari hama ulat grayak yang memakan batang pohon jagung. /garutkab.go.id

PIKIRAN RAKYAT - Baru hitungan bulan, tepatnya sejak pertengahan 2019, muncul spesies hama baru jenis Spodoptera Frugiperda pada tanaman jangung. Hama tersebut secara umum telah menyebar luas di beberapa Pulau di Indonesia, di antaranya Sumatera, Jawa, dan Sulawesi. 

Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari situs resmi Pemerintah Kabupaten Garut, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat Hendy Jatnika mengungkapkan bahwa terdapat tanaman jagung di 17 kabupaten yang terserang hama di bulan Januari 2020.

Lahan yang terkena hama tersebut mencapai 1.237 hektar, dimana Kabupaten Garut merupakan kabupaten terluas terkena serangan hama, yaitu seluas 972 hektar.

Baca Juga: Selain Minta Harga Kompetitif, Menkominfo Juga Imbau Netflix Lebih Banyak Gandeng Sineas Indonesia

Sebagai upaya untuk antisipasi dan penanganan terhadap ancama serangan hama Spodoptera Frugiperda pada tanaman jagung, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat akan bekerja sama dengan Dinas Pertanian Kabupaten Garut.

Kerjasama tersebut dilakukan untuk melaksanakan Pencanangan Gerakan Pengendalian Hama Spodoptera Frugiperda pada Tanaman Jagung. Pencanangan dilaksanakan secara resmi di Kecamatan Balubur Limbangan, pada 30 Januari 2020.

Kepala Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Barat Ajat Sudrajat, mengungkapkan bahwa target luas lahan yang dikendalikan dari hama tersebut adalah 700 hektare.

Baca Juga: Ada Dua Maskapai Baru yang Layani Jemaah Haji 2020, Bandara Kertajati Majalengka Jadi Landasannya

Tingkat kerusakan akibat hama ini, setelah dilakukan pengamatan oleh petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POTP) mencapai 10 sampai 20 persen.

Pada kesempatan tersebut, disampaikan pula hibah bantuan sarana dan bahan pengendalian yang bersifat sebagai stimulan atau pendorong bagi kelompok tani sekitar untuk mengendalikan hama ulat grayak ini.

Bantuan tersebut terdiri dari 30 unit hand praye, 4 kilogram pestisida Proclaim 4 WG, dan 100 liter Sidabas 500 EC.

Baca Juga: Siaga Virus Corona, RSUD Raden Soedjati Bikin Sosialiasi di Ruang Tunggu Pengunjung

Selain itu, selama bulan Januari 2020, Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura Jabar telah mengalokasikan bahan pengendalian OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) sebanyak 9.645 box per liter per kilogram.

Alokasi bahan tersebut langsung didistribusikan untuk kegiatan pengendalian OPT pada komoditas pangan lainnya di beberapa wilayah Jawa Barat.

Kegiatan pencanangan gerakan pengendalian ini diharapkan dapat ditindaklanjuti oleh masyarakat tani.

Baca Juga: Mulai Diterapkan, Tanpa Kartu Tani Permintaan Pupuk Bersubsidi Tak Dilayani

Diharapkan masyarakat tani dapat terus melakukan upaya bersama-sama melakukan tindakan responsif terhadap perkembangan serangan hama Spodoptera Frugiperda sehingga tingkat kehilangan hasil panen dapat ditekan seminimal mungkin.

Untuk memberantas ulat grayak di Garut, terdapat 4 BPP (Badan Penyuluh Pertanian) yang kini memiliki aplikasi modern untuk mengatasi hama tersebut, di antaranya Bungbulang, Banjarwangi, Karangpawitan, dan Limbangan.

"Semua BPP akan dilengkapi aplikasi di android untuk mengendalikan hama," ujar Staf Ahli Kementerian Pertanian RI Firdaus Hasan.

Baca Juga: Baru Dua Kali Makan dalam Sepekan, Inilah Kisah Pilu Anak Tiongkok yang Terpisah dari Keluarga karena Virus Corona

Wakil Bupati Garut, Helmy Budiman mengungkapkan bahwa Kabupaten Garut merupakan penyumbang terbesar jagung di Jawa Barat sekitar 40 persen atau Rp 1,4 Triliun.

"Dan pahlawannya, para POPT ini dan para petani jagung," ujar Helmi.

Helmi mengungkapkan terdapat 3 persen tanaman yang terkena hama ulat grayak, sehingga ke depannya Pemkab Garut akan memberikan bantuan untuk insektisida bagi para petani yang menjaga tanaman jagung.

Helmi menambahkan, Garut memproduksi sekitar 489.309 ton pipian kering jagung yang telah memberikan kontribusi sebanyak 38 persen terhadap produksi Provinsi Jawa Barat dari produksi Jawa Barat sebesar 1.287.495 ton pipilan kering.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Situs Resmi Pemkab Garut


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x