Mereka mengatakan bahwa tidak perlu penghentian penelitian karena kematian seseorang itu tidak ada kaitannya dengan vaksin, sebab diketahui ia bunuh diri.
Baca Juga: Angkat Tema Karantina, Film ‘Quarantine Tales’ Produksi 5 Alur Cerita
Penangguhan tersebut semakin mengobarkan ketegangan antara Bolsonaro dan Gubernur Sao Paulo, Joao Doria.
Doria telah menyematkan ambisi politiknya pada vaksin Tiongkok yang ia rencanakan untuk diluncurkan di negara bagiannya pada awal Januari, dengan atau tanpa bantuan federal.
Regulator kesehatan Brasil, Anvisa, mengatakan dalam pernyataannya bahwa informasi awal yang diterimanya tentang kasus tersebut, yang menyebabkan penangguhan, tidak lengkap dan tidak memiliki penyebab "kejadian buruk yang parah".
Baca Juga: Mengharukan, Mantan Balerina Penderita Alzheimer Bereaksi saat Dengar Musik Swan Lake
Anvisa dengan tegas menepis anggapan bahwa keputusan itu bisa jadi bermotif politik.
"Setelah mengevaluasi data baru yang disajikan oleh sponsor. Anvisa memahami bahwa itu memiliki alasan yang cukup untuk memungkinkan dimulainya kembali vaksinasi.
“Penting untuk diklarifikasi bahwa penangguhan tidak selalu berarti bahwa produk yang sedang diselidiki tidak menawarkan kualitas, keamanan atau kemanjuran," ujar Anvisa dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari The Guardian.
Baca Juga: Ucapan Mega Dikaitkan Harapan Soekarno, Fadli Zon: yang Bagus Mungkin yang Tinggal di Istana