Pendukung Trump Protes, Bahas Konspirasi QAnon hingga Sebut Demokrat Curang

- 8 November 2020, 20:58 WIB
Para Pendukung Trump belum menerima hasil Pilpres
Para Pendukung Trump belum menerima hasil Pilpres /twitter/@RonHilliardTV

PR TASIKMALAYA – Pendukung Donald Trump masih melakukan unjuk rasa selama empat hari berturut-turut di luar Departemen Pemilihan Maricopa County.

Mereka bersikeras bahwa Partai Demokrat telah melakukan pencurian dan kecurangan terhadap hasil pemilihan, meski Joe Biden telah dinyatakan sebagai pemenang.

Para demonstran secara bergantian berorasi di depan massa dan berlutut berdoa untuk Trump. Pendukung Trump pun meneriakan "for more years" dan "back the blue".

Baca Juga: Ungkap Hasil Perpanjangan PSBB Transisi, Anies: Kasus Konfirmasi Positif Covid-19 Turun

Sebagian dari pengunjuk rasa mengenakan topi bertuliskan “Make America Great Again”, serta sebagian yang lain membawa bendera atau kaos yang merujuk pada QAnon.

QAnon merupakan teori konspirasi yang tersebar luas bahwa Trump sedang melancarkan perang rahasia kepada para pedagang seks anak.

Selain itu, banyak di antara pengunjuk rasa membawa senapan atau mengenakan sarung senjata ketika para pengunjuk rasa mengejek awak media lokal yang berdiri di seberang pagar.

Baca Juga: 'Make America Great Again' Berakhir, Berikut 3 Sikap Kontroversial Donald Trump

“Kami memaafkan Anda karena telah menjadi pengkhianat bagi negara kami,” seorang demonstran bersenjata berteriak kepada para jurnalis dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Aljazeera. 8 November 2020.

Adel Belgaied, seorang pendukung Trump yang melakukan aksi protes dan sepanjang sore hari memegang megafon, memimpin aksi massa untuk berdoa.

“Tuhan, banyak dari kita yang bingung mengapa surat suara orang mati diterima, mengapa 600.000 suara perlu empat hari untuk dihitung - dan itu masih belum selesai,” ujar Belgaied.

Baca Juga: Kronologi Lengkap Pernyataan Kontroversi Macron hingga Aksi Boikot Produk asal Prancis

Saat berpidato di depan aksi massa di luar pusat pemilihan, pemimpin unjuk rasa itu juga mendaur ulang sejumlah teori konspirasi, menunjukkan bahwa pandemi virus corona adalah tipuan.

Mereka juga mengatakan bahwa Demokrat berencana untuk menerapkan komunisme di AS, dan bahwa perusahaan media sosial telah ikut campur dalam pemilihan yang menentang Trump dan Partai Republik.

Belgaied mengklaim bahwa surat suara untuk Trump telah dibuang karena para pemilih telah menggunakan spidol tajam Sharpie pada surat suara mereka.

Baca Juga: Mitos atau Fakta: Benarkah Pasien Covid-19 yang Obesitas Kondisinya Bisa Lebih Buruk?

Tetapi klaim tersebut telah ditolak oleh sekretaris negara bagian Arizona dan mengatakan itu sebagai teori konspirasi.

Belgaied menjelaskan teori konspirasi QAnon tersebut bahwa anak-anak diperdagangkan untuk seks, hal itu ditegaskannya bukan teori konspirasi.

Belgaied mengatakan, pengunjuk rasa telah melakukan perjalanan dari Tucson dan sejauh Los Angeles untuk berdemonstrasi di luar pusat pemilihan di Phoenix.

Baca Juga: Cerita Hafiz di Pekanbaru, UAS: Dulu Asyik Judi Online, Kini Hafal Alquran

Selain itu, dia dan pengunjuk rasa lainnya bermaksud untuk mengumpulkan pernyataan tertulis tentang ketidakberesan pemungutan suara untuk diteruskan ke tim kampanye Trump.

"Saya pikir harus ada perlawanan tanpa kekerasan, protes - hal-hal seperti itu," ucap Nicholas Tutora kepada Al Jazeera. Selaku calon yang gagal dalam pemilihan kongres di Arizona.

“Mereka meremehkan pendukung Trump, mereka mengucilkan orang-orang yang percaya pada Konstitusi dan nilai-nilai tradisional, jadi saya pikir penting untuk menunjukkan kepada mereka apa yang sebenarnya kita,”  sambungnya.

Baca Juga: Yakin Bawa Perubahan, Obama Sampaikan Tantangan yang Akan Dilalui Biden

Tanpa bukti, Tutora mengklaim bahwa Lockdown Covid-19 merupakan bagian dari rencana untuk memaksa pemilih melakukan pemilihan melalui surat, meskipun dia tidak meragukan virus itu sendiri.

“Tanggapan tersebut direncanakan untuk satu hal: untuk menakut-nakuti orang, menutup mereka, dan memanipulasi suara yang masuk,” katanya.

Kelompok-kelompok kecil pengunjuk rasa muncul sepanjang sore, tetapi tidak ada bentrokan. Beberapa pengendara motor melaju dengan mengibarkan bendera Meksiko atau plakat Biden-Harris 2020.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah