Pernyataan Pompeo imerujuk pada kamp-kamp pelatihan yang dibuat oleh Pemerintah Tiongkok untuk masyarakat etnis Uighur.
"Tidak ada pembenaran atas pengurangan kemiskinan dengan memaksa sterilisasi atau mengambil anak-anak dari orang tua mereka untuk diajar kembali di sekolah asrama yang dijalankan oleh negara," kata Pompeo.
"Ancaman terbesar bagi masa depan kebebasan beragama ialah perang Partai Komunis Tiongkok terhadap orang-orang dari umat mana pun, Muslim, Buddha, Kristen, juga praktisi Falun Gong," tambahnya.
Tidak lama setelah pertemuan antara Pompeo dan GP Ansor, Dubes Xiao Qian menegaskan bahwa Tiongkok merupakan sahabat tulus bagi dunia Muslim.
Baca Juga: Demi Pembangunan Nasional, Pemerintah Terus Kembangkan dan Perluas Lahan Industri
Ia mengakui bahwa pihaknya senantiasa teguh mendukung perjuangan adil rakyat Palestina.
Tak sampai di situ, ia bahkan menyerang AS dengan mengatakan bahwa Pemerintah AS justru menerbitkan Muslim Ban (larangan bagi Muslim untuk masuk AS).
“Mengabaikan hak dan kepentingan legal Palestina dalam konflik dengan Israel, membangkitkan revolusi berwarna di sejumlah negara Muslim, meluncurkan perang proksi, dan bahkan melakukan serangan langsung terhadap negara lain," tambahnya.
Ia melanjutkan kebijakan luar negeri AS justru jadi penyebab ketidakstabilan, konflik, perpecahan, dan penderitaan berkepanjangan bagi dunia Muslim.
Baca Juga: KBRI Ankara: Sejauh ini Tidak Ada Laporan WNI yang Menjadi Korban Gempa di Turki