Perjanjian yang direvisi itu "akan memperluas kerja sama ilmiah antara Israel dan Amerika Serikat ke Yudea dan Samaria dan Dataran Tinggi Golan," bunyi pernyataan Israel, yang menggunakan nama-nama dari alkitab untuk menyebut Tepi Barat.
Palestina ingin mendirikan negara di Tepi Barat, Jalur Gaza, dan Yerusalem Timur. Bersama dengan banyak negara, Palestina menganggap pemukiman Israel di wilayah-wilayah tersebut sebagai tindakan ilegal.
Baca Juga: Ida Fauziah: Pertimbangkan Kondisi Ekonomi Upah Minimum Tahun 2021 sama dengan Upah Tahun 2020
Di bawah cetak biru perdamaian yang diumumkan Trump pada Januari --namun ditolak Palestina karena bias terhadap Israel, Israel akan mempertahankan kendali atas sebagian besar permukiman yang dibangunnya di Tepi Barat.
Pada Mei, Trump mengakui pencaplokan Israel atas Dataran Tinggi Golan, dataran tinggi strategis yang direbut Israel dari Suriah.
Trump juga tidak menghiraukan konsensus internasional dengan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan kemudian memindahkan Kedutaan Besar AS ke kota suci tersebut.***