Mahasiswa Tiongkok Tertarik Pelajari Bahasa Sunda dan Jawa

- 14 Oktober 2020, 15:46 WIB
Dokumentasi - Seorang dosen Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing dari Xi'an International Studies University (XISU) memberikan paparan tentang pengajaran bahasa Indonesia di kampusnya. (ANTARA/M. Irfan Ilmie)
Dokumentasi - Seorang dosen Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing dari Xi'an International Studies University (XISU) memberikan paparan tentang pengajaran bahasa Indonesia di kampusnya. (ANTARA/M. Irfan Ilmie) /

PR TASIKMALAYA – Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) tersedia di beberapa perguruan tinggi di Tiongkok.

Hal itu menunjukan mahasiswa jurusan BIPA di sejumlah perguruan tinggi Tiongkok tertarik dan berminat untuk mempelajari Bahasa Sunda dan Jawa.

Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud)  Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Beijing, Yaya Sutarya akan memfasilitasi kursus Bahasa Jawa dan Sunda.

Baca Juga: Terkonfirmasi Positif Covid-19, Ronaldo Absen Bela Juventus

"Atas usulan beberapa perguruan tinggi tersebut, maka bulan November nanti KBRI yang akan memfasilitasi," kata Yaya sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com, Rabu, 14 Oktober 2020 dari Antara.

Yaya menyebut, Universitas Negeri Yogyakarta akan memberikan materi pembelajaran Bahasa Jawa.

Sedangkan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung mengajarkan Bahasa Sunda kepada mahasiswa BIPA di Tiongkok.

Baca Juga: Targetkan Pemulihan Ekonomi Pascapandemi, KEK Singasari Malang Kembangkan Mutu Pelayanan

"Semuanya digelar secara daring dulu," ucap Yaya.

Bahasa Jawa sudah menjadi program minor atau mata kuliah tambahan bagi mahasiswa BIPA di kampus Beijing Foreign Studies University (BFSU) sejak setahun yang lalu.

Kemudian beberapa mahasiswa BIPA di berbagai perguruan tinggi lain berminat memberikan materi perkuliahan yang sama.

Baca Juga: Rakyat Diimbau Pahami UU Ciptaker, Ida Fauziyah: Kalau Disahkan, Lapangan Kerja Banyak Dibuka

Sampai saat ini, di Tiongkok terdapat 17 perguruan tinggi yang membuka program studi BIPA dengan jumlah mahasiswa secara keseluruhan mencapai 5.000 orang.

Yaya merasa yakin jumlah tersebut akan bertambah menjadi 22 perguruan tinggi di Tiongkok yang membuka program studi BIPA pada 2021.

"Perguruan tinggi di Tiongkok itu menjalin kerja sama dengan perguruan tinggi di Indonesia. Kami hanya memfasilitasi. Inilah bedanya KBRI lain dengan Beijing. Di negara lain yang membuka BIPA itu KBRI," tambahnya.

Baca Juga: Tadi Malam Empat Seri iPhone 12 Diperkenalkan Apple Melalui Acara ‘Hi Speed’

Belajar bahasa bisa melalui film, lagu, seni seni sastra, atau berkunjung ke daerah yang menggunakan bahasa yang ingin di pelajari.

Selain bahasa yang formal, jika mencoba hidup bersama masyarakatnya maka akan belajar bahasa sehari-hari.

Mempelajari bahasa maka akan mempelajari budaya nya juga. Bahasa, budaya alat komunikasi setiap wilayah.

Baca Juga: Jerman Vs Swiss: Ditahan Tim Tamu, Jerman Hanya Bisa Raih Hasil Seri

Memperlihatkan kebiasaan dan gaya hidup masayarakatnya. Beragamnya bahasa menjadi ilmu baru bagi para mahasiswa. 

Bahasa Sunda di tataran tanah Sunda (Jawa Barat) saja tiap wilayah bisa memiliki logat dan kata yang terkadang berbeda dengan maksud yang sama.

Dimulai dengan kursus, Yaya berharap, Bahasa Jawa dan Bahasa Sunda itu nantinya akan menjadi program minor di beberapa perguruan tinggi, dan tujuh Pusat Studi Indonesia di Tiongkok.

Baca Juga: Bahas Omnibus Law, Jokowi akan Kumpulkan Semua Walikota yang Ada di Indonesia

"Ini bagian dari diplomasi kita dalam menjembatani keragaman bahasa daerah untuk membuka gerbang pemahaman budaya Indonesia secara holistik," tandasnya.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah