Karir Netanyahu Diprediksi Segera Berakhir, Manfaatkan Perang untuk Tunda Sidang Kasus Korupsi

- 27 November 2023, 16:28 WIB
PM Israel Benjamin Netanyahu
PM Israel Benjamin Netanyahu /KOLAM/Kolam ABIR SULTAN via REUTERS./

PR TASIKMALAYA - Di tengah konflik antara Israel dan Palestina yang masih terus berlanjut hingga hari ini, isu mengenai jenjang karir politik dari Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu menjadi pertanyaan.

Semenjak mendapatkan serangan dari kelompok Hamas pada 7 Oktober 2023 lalu, yang sukses menewaskan lebih dari 1.200 orang. Dirinya kemudian mendapatkan banyak kritik karena dianggap tak dapat mencegah infiltrasi tersebut.

Atas hal ini, bisa dipastikan kini Netanyahu tengah menghadapi dua hal penting. Pertama, urusannya dengan kelompok Hamas dari Palestina. Kedua, mengenai kelangsungan karir politiknya.

Pria berusia 74 tahun tersebut dikenal sebagai Perdana Menteri yang cukup keras dalam bidang pertahanan dan keamanan. Terutama dalam mempertahankan perlawanan pada Iran.

Baca Juga: Elon Musk Temui Presiden Israel dan Keluarga para Sandera Hari Ini, Bicara soal Apa?

Citra keras dan tegas yang dibangunnya sejak lama tersebut kemudian runtuh begitu saja setelah adanya serangan dari Hamas. Serangan tersebut bahkan disebut-sebut oleh bangsa Zionis sebagai serangan yang paling mematikan sepanjang sejarah mereka.

Akibatnya, tak hanya Netanyahu, beberapa orang yang menjadi rekan di bawah pimpinannya juga mendapatkan banyak kritik. Mereka semua dianggap telah menjadi orang-orang yang terbukti gagal mencegah adanya serangan dari Hamas.

Sebab tak dapat dipungkiri, serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 lalu adalah serangan mengejutkan. Tak banyak yang menyangka hal itu dapat terjadi. Maka pencegahan dari hal ini dianggap tidak ada dari kabinet Netanyahu.

Setelah perang kemudian meletus kembali, dirinya terlihat langsung terlibat di banyak momen. Memberi pernyataan, mengurusi urusan pertahanan di kantornya, hingga mengenakan rompi antipeluru dan helm untuk menemui tentara dan seluruh komandan.

Baca Juga: Tegas Ambil Sikap, Spanyol Berani Akui Palestina sebagai Negara

Tak hanya itu, Netanyahu kini justru malah disebut sebagai orang yang mengambil keuntungan dari situasi perang melawan Hamas ini. Sebab paling tidak, dirinya dapat menunda persidangan terkait dugaan kasus korupsi yang menjeratnya selama 3,5 tahun.

Selain itu, negara juga akan menyelidiki lebih jauh terkait adanya dugaan tidak adanya pencegahan atas serangan Hamas. Itu juga tertunda akibat dari perang yang kini masih akan berlangsung.

Namun di sisi lain, perlawanan yang kini tengah dilakukan pada Hamas, serta adanya pembebasan sandera yang telah berhasil dilakukan dianggap sangat berguna bagi karir politiknya. Ditambah dirinya juga sering menghindar dari serbuan pertanyaan wartawan terkait pengunduran dirinya.

Dalam hal ini, seorang penulis biografinya, Anshel Pfeffer bahkan menyatakan bahwa waktu yang kini dihabiskan Netanyahu untuk mempertahankan kekuasaannya tidak akan berpengaruh bagi reputasinya.

Baca Juga: Gencatan Senjata di Gaza Dimulai, Akankah Aktivitas Bersenjata Benar-benar Berhenti?

“Tidak berapa lama Netanyahu dapat mempertahankan kekuasaan, dia tidak akan menyelamatkan reputasinya,” kata Anshel menjelaskan sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Antara, Senin, 27 November 2023.

Kembali dia juga menyinggung terkait gagalnya pertahanan Israel pada 7 Oktober 2023. Menurutnya, hal itu telah menodai Perdana Menteri Israel dengan periode cukup lama tersebut.

“Dia sekarang ternoda oleh kegagalan mencegah pembantaian 7 Oktober, oleh strateginya sendiri yang membiarkan Hamas tetap memegang kendali dengan persenjataan militernya di Gaza, serta dengan upaya penanganan sipil yang tidak kompeten dari pemerintahannya sejak serangan 7 Oktober,” katanya menambahkan.***

Editor: Al Makruf Yoga Pratama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah