Namun pejabat lokal telah mengisyaratkan bahwa Riyadh tidak mungkin segera mengikuti jejak sekutu utamanya di kawasan meskipun ada tekanan AS.
Pada konferensi pers dengan mitranya dari Jerman Heiko Maas, Pangeran Faisal mengulangi kritik terhadap kebijakan sepihak Israel dalam pencaplokan dan pembangunan permukiman di Tepi Barat.
Ia mengatakan hal itu tidak sah dan justru akan merugikan bagi solusi dua negara tersebut.
Sebagai bagian dari kesepakatan penting, Israel setuju untuk menangguhkan aneksasi wilayah Tepi Barat yang diduduki, meskipun Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan rencana itu tidak akan dibatalkan dalam jangka panjang.
Baca Juga: Di Tengah Santernya Kabar Koma Pemimpin Korut, Publik Dibuat Bertanya Soal Foto Sehat Kim Jong Un
Warga Palestina memprotes kesepakatan itu sebagai pengkhianatan oleh pemain utama di dunia Arab, yang secara luas berpendapat bahwa hubungan normal dengan Israel hanya mungkin terjadi setelah perselisihan dengan Palestina diselesaikan.
Pangeran Faisal mencatat bahwa Arab Saudi telah mensponsori prakarsa perdamaian Arab tahun 2002 yang mengulurkan prospek normalisasi hubungan dengan Israel.
Namun Riyadh sekarang tidak melihat jalan menuju hubungan diplomatik tanpa kesepakatan damai Palestina dan Israel.***