Pada 12 Agustus 2020, sebuah hasil penelitian yang diterbitkan oleh Institut Penyakit Menular Nasional Jepang juga menunjukkan bahwa sejak akhir Mei, virus corona versi mutasi yang sebelumnya tersebar luas di Eropa merambah ke Jepang.
Sebagian besar pasien yang baru-baru ini dikonfirmasi positif di Jepang diyakini telah terinfeksi virus akibat mutasi itu.
Baca Juga: Ucapkan Selamat atas HUT ke-75 RI, Kim Jong Un Memuji Pembangunan Masyarakat Sejahtera Indonesia
Satu tim peneliti genomik mengidentifikasi 73 jenis virus corona di Odisha, India, setelah melacak 1.536 sampel, termasuk 752 sampel klinis.
Namun para ahli di Tiongkok berupaya menenangkan masyarakat dengan menjelaskan bahwa mutasi tidak serta-merta memengaruhi lokasi target vaksin.
Vaksin eksperimental saat ini biasanya mencakup lebih dari satu lokasi target untuk memastikan kemanjurannya.
Baca Juga: Bangkitkan Semangat Kemerdekaan, PT KAI Bentangkan Bendera Sepanjang 17 Meter di Rangkaian Kereta
Meski begitu, mereka juga mendesak kebijakan antiwabah diperketat, terutama terhadap kasus-kasus impor.
Jika Tiongkok gagal mengendalikan pandemi ini, maka mutasi akan lebih marak di Tiongkok sendiri.
Dalam penelitian terdahulu, virus yang mengandung D614G telah menyebar di Eropa pada awal Februari dan kemudian membentuk alur penularan di seluruh dunia.