Proposal Embargo Senjata di Iran Ditolak PBB, AS Disebut Hadapi Penghinaan dan Kekalahan Memalukan

- 16 Agustus 2020, 13:00 WIB
Presiden Iran, Hassan Rouhani. /Instagram/@hrouhani
Presiden Iran, Hassan Rouhani. /Instagram/@hrouhani /

PR TASIKMALAYA - Presiden Iran mengatakan pada hari Sabtu, 15 Agustus 2020 bahwa Amerika Serikat menderita kekalahan yang memalukan karena penolakan Dewan Keamanan PBB untuk memperpanjang embargo senjata di Teheran.

Sementara Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menyebut tindakan itu sebagai kesalahan serius.

Dalam pemungutan suara Dewan Keamanan PBB pada hari Jumat tentang upaya AS untuk memperpanjang embargo senjata badan dunia terhadap Iran, Rusia dan Tiongkok memberikan penolakan.

Baca Juga: Apresiasi Kinerja Polri Mengusut Kasus Djoko Tjandra, Pengamat: Penyidikan ini Berjalan Profesional

Sementara 11 anggota termasuk Indonesia, Prancis, Jerman dan Inggris menyatakan mabstain. Hanya Amerika Serikat dan Republik Dominika yang mendukung proposal tersebut.

"Saya tidak ingat Amerika Serikat mempersiapkan resolusi selama berbulan-bulan untuk menyerang Republik Islam Iran, dan itu hanya mendapatkan satu suara," kata Presiden Iran Hassan Rouhani dalam pidato yang disiarkan televisi.

"Tapi sukses besar adalah bahwa Amerika Serikat dikalahkan dalam konspirasi ini dengan penghinaan," tambahnya lagi, dikutip oleh PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari situs Reuters. 

Baca Juga: Dipicu oleh Penebangan Pohon, Sebuah Ledakan Terjadi di Tiongkok dan Sebabkan Banyak Korban

Embargo senjata PBB terhadap Iran akan berakhir di bawah kesepakatan nuklir 2015 antara Iran dan kekuatan dunia, yang memberikan banyak sanksi internasional terhadap Iran dicabut dengan imbalan pembatasan program nuklir Iran.

presiden Donald Trump menarik Amerika Serikat dari kesepakatan itu pada 2018.

"Ini kesalahan serius, kami menyesalinya," kata Pompeo tentang pemungutan suara Dewan Keamanan dalam konferensi pers selama kunjungan ke Polandia.

Baca Juga: Bos Repsol Honda Ungkap Kondisi Terkini Marc Marquez Pasca Operasi

Amerika Serikat sekarang dapat menindaklanjuti ancaman untuk memicu kembalinya semua sanksi PBB terhadap Iran menggunakan ketentuan dalam kesepakatan nuklir, yang dikenal sebagai snapback.

Para diplomat mengatakan Amerika Serikat dapat melakukan ini paling cepat minggu depan, tetapi itu akan menghadapi pertempuran yang sulit dan berantakan.

Menteri Luar Negeri Israel Gabi Ashkenazi mengatakan keputusan Dewan Keamanan untuk tidak memperpanjang embargo senjata di Iran akan menyebabkan ketidakstabilan Timur Tengah lebih lanjut.

Baca Juga: Tersangka Pinangki Masih Berstatus Jaksa, Kapus Penerangan Hukum Kejagung Buka Suara

“Rezim ekstremis di Iran tidak hanya mendanai terorisme: ia mengambil bagian aktif dalam terorisme melalui cabang-cabangnya di seluruh dunia dan menggunakannya sebagai alat politik. Perilaku ini membahayakan stabilitas regional dan internasional,” kata Ashkenazi dalam sebuah pernyataan, Sabtu 16 Agustus 2020.

Pemungutan suara Dewan Keamanan menyusul proposal yang dibuat oleh Presiden Rusia Vladimir Putin untuk pertemuan puncak para pemimpin dunia untuk menghindari konfrontasi atas ancaman Amerika untuk memicu kembalinya semua sanksi PBB terhadap Teheran.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x