Atasi Pencemaran, Warga Mauritius Sumbangkan Rambut untuk Menyerap Minyak di Laut

- 11 Agustus 2020, 06:34 WIB
Kapal tanker yang mengangkut 3.600 ton asal Jepang mengalami kebocoran di lautan Mauritius, Afrika pada 7 Agustus 2020.
Kapal tanker yang mengangkut 3.600 ton asal Jepang mengalami kebocoran di lautan Mauritius, Afrika pada 7 Agustus 2020. /* Twitter.com/@priyahein/

PR TASIKMALAYA - Bocoran minyak dari kapal Jepang yang kandas setelah menabrak terumbu karang di Mauritius kini telah berhenti ke Samudera Hindia.

Dikutip dari Reuters, hal ini disampaikan oleh Perdana Menteri Pravind, Jugnauth.

Bocoran yang terjadi dua minggu lalu ini membuat negara di pula tersebut mesti bersiap dari skenario terburuk setelahnya.

Baca Juga: Ditahan Agar Tak Melarikan Diri, Pengacara Djoko Tjandra Balik Ajukan Gugatan Praperadilan

Hal itu membuat kekhawatiran akan adanya bencana ekologi meski operasi pembersihan dilakukan, seperti menggunakan daun dan rambut.

Kapal itu mengalami kebocoran dari tangki minyak yang rusak, meski telah berhenti, tapi masih ada 2.000 ton minyak di dua tangki lainnya.

"Tim penyelamat telah mengamati beberapa retakan di lambung kapal, yang berarti kami menghadapi situasi yang sangat serius.

Baca Juga: 'Gelombang Tsunami' Terlihat di Langit Aceh, Netizen: Semoga Tak Ada Pemandangan Seperti Tahun 2004

“Kita harus mempersiapkan skenario terburuk. Jelas bahwa suatu saat kapal akan hancur," kata Jugnauth kepada Reuters.

Mauritius langsung mengumumkan keadaan darurat dan disambut bantuan dari penguasa kolonial Prancil dan Jepang untuk mengatasi krisis ekologi besar.

Halaman:

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x