PR TASIKMALAYA - Pengunjuk rasa anti-pemerintah di Beirut, Lebanon rusuh, membuat polisi Lebanon harus mengambil tindakan.
Petugas langsung menembakkan gas air mata demi membubarkan para demonstran yang memblokir jalan dan melepar batu di dekat parlemen.
Dikutip dari Reuters, pengunjuk rasa mencoba untuk masuk ke ruang tetutup, seperti kantor kementerian, perumahan, dan beberapa transportasi.
Baca Juga: Viral Video 'Rumah Gede Bikin Capek', Nekat Order Ojek Online untuk Keliling Rumah Mewah
Meledaknnya serangan pasca ledakan yang menewaskan 158 orang dan melukai 6.000 lainnya itu membuat dua menteri Lebanon memilih mundur.
Pengunjuk rasa menyebut jika pemeintah telah gagal melakukan reformasi, dimana selama berbula-bulan Lebanon dihadapi oleh krisis ekonomi.
“Kami memberi para pemimpin ini begitu banyak kesempatan untuk membantu kami dan mereka selalu gagal.
Baca Juga: 3 Hari Menghilang, Tanda 'SOS' Jadi Penyelamat Bagi Tiga Pelaut yang Terdampar
"Kami ingin mereka semua keluar, terutama Hizbullah, karena mereka adalah milisi dan hanya mengintimidasi orang-orang dengan senjatanya," kata Walid Jamal, seorang demonstran.
Ulama Maronit Kristen, Patriark Bechara Boutros al-Rai menyebut jika kabinet mesti mundur jika tak mampu mengubah cara pemerintahannya.