Dokter Italia Sebut Virus Corona Tidak Lagi Mematikan, Para Ilmuwan Ramai Berikan Pendapat

- 2 Juni 2020, 11:43 WIB
Ilustrasi pandemi global virus corona (Covid-19).
Ilustrasi pandemi global virus corona (Covid-19). /- Foto: Pixabay

PR TASIKMALAYA - Seorang dokter senior Italia pada hari Minggu, 31 Mei 2020 bahwa virus Corona baru (SARS-CoV-2) disebut telah kehilangan potensinya dan menjadi jauh lebih tidak mematikan.

"Pada kenyataannya, virus secara klinis tidak ada lagi di Italia," kata Kepala Rumah Sakit San Raffaele di Milan di wilayah utara Lombardy, Alberto Zangrillo.

Ia mengatakan bahwa penelitian yang dilakukan selama 10 hari terakhir menunjukkan viral load secara kuantitatif yang benar-benar sangat kecil dibandingkan dengan yang dilakukan sebulan atau dua bulan lalu.

Baca Juga: Ingin Kalahkan ISS, Tiongkok Ungkap Rencana Stasiun Ruang Angkasa yang akan Mengorbit Tahun 2023

Namun klaimnya ini ditampik oleh beberapa ilmuwan yang juga meneliti virus corona baru ini.

Dikutip oleh PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari situs Science Media Centre, Profesor Biologi Sistem Komputasi dan Direktur UCL Genetics Institute, University College London (UCL) mengatkan bahwa tidak ada bukti untuk mendukung pernyataan tersebut.

“Tidak ada bukti bahwa SARS-CoV-2 menjadi lebih atau kurang ganas / menular. Komposisi genetik dari populasi virus sebenarnya tidak banyak berubah sejak ia muncul," ujar Francois.

Ia juga mengatakan bahwa Viral load tes swab akan bervariasi selama infeksi. Bila dibandingkan pada hari yang sama setelah infeksi, viral load dapat berkorelasi dengan tingkat keparahan gejala.

Baca Juga: Warga Luar yang Ingin Masuk Jakarta Lewat Jalur Udara Tak Diwajibkan BawaSKIM, Berikut Syaratnya

“Tidak ada bukti bahwa virus telah kehilangan 'kekuatan' pada tahap ini. Kami tidak dapat mengesampingkan bahwa beberapa garis keturunan pada akhirnya akan berkembang menjadi keparahan gejala yang lebih rendah tetapi ini tidak dapat diterima begitu saja," tambahnya lagi.

Sementara itu, Dosen Kesehatan Global dan ahli virus di St George's, University of London, Dr Elisabetta Groppelli juga mengatakan bahwa pernyataan Zangriloo tak bisa dibuktikan.

"Saran bahwa virus ini sedang melemah saat ini tidak didasarkan pada bukti yang ada. Untuk itu, kita perlu mengesampingkan alasan lain mengapa tampaknya orang sedang melakukan yang lebih baik saat ini," ujarnya.

Ia mengakui bahwa kasus di italia semakin berkurang. Tingkat keparahan penyakit cenderung lebih sedikit pada kelompok yang lebih muda.

Baca Juga: Warga Luar yang Ingin Masuk Jakarta Lewat Jalur Udara Tak Diwajibkan BawaSKIM, Berikut Syaratnya

Groppeli mengatakan bahwa harus mempertimbangkan beberapa ppoin untuk membuktikan tingkat keparahan yang semakin menurun.

Ia juga menampik adanya hubungan genetik dengan tingkat keparahan virus corona saat ini.

Genom virus sedang dipantau di seluruh dunia, termasuk di Inggris.

Banyak universitas dan pusat penelitian membaca informasi genetik untuk menilai seberapa banyak perubahannya dari waktu ke waktu dan jika ada hubungan antara informasi genetik virus dan tingkat keparahan penyakit.

Baca Juga: Cek Fakta: Benarkah Terdapat Website Duplikat SMKN 1 Sukabumi yang Memungut Uang Jutaan Untuk PPDB?

"Sejauh ini konsensus, adalah bahwa meskipun genom menunjukkan beberapa perubahan, tidak ada bukti untuk peningkatan atau penurunan fitur virus, seperti penularan dan tingkat keparahan penyakit," tambahnya.

Dengan data dari lebih dari 35.000 genom seluruh virus, saat ini tidak ada bukti bahwa ada perbedaan signifikan terkait keparahan.

Namun Prof Martin Hibberd, Profesor Emerging Infectious Disease, London School of Hygiene & Tropical Medicine tak menyangkan di masa depan pasti akan ada perubahan.

Baca Juga: Jadi Wilayah Karantina Mikro, 100 Orang Warga Buninagara Kota Tasikmalaya akan Jalani Tes Swab

"Dalam situasi di mana jumlah kasus parah menurun, mungkin ada waktu untuk mulai mengamati orang dengan gejala yang tidak terlalu parah, memberi kesan bahwa virusnya berubah,” tambahnya.

Ia hanya mengatakan bahwa tingkat keparahan yang enurun saat ini tak bisa dibuktikan dengan genetik juga bukan merupakan bukti bahwavirus corona melemah.***

Editor: Rahmi Nurlatifah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x