Pengungsi Rohingya Jadi Sasaran Kebencian di Malaysia dan Memicu Xenophobia

- 24 Mei 2020, 19:35 WIB
Warga melakukan evakuasi paksa pengungsi etnis Rohingya dari kapal di pesisir pantai Lancok, Kecamatan Syantalira Bayu, Aceh Utara, Aceh pada Kamis 25 Juni 2020.
Warga melakukan evakuasi paksa pengungsi etnis Rohingya dari kapal di pesisir pantai Lancok, Kecamatan Syantalira Bayu, Aceh Utara, Aceh pada Kamis 25 Juni 2020. /ANTARA FOTO/Rahmad

Baca Juga: Nekat Pulang Namun Tak Menemukan Sang Nenek, Pemudik dari Jakarta Hidup Terlantar di Emperan Toko

Kantor Perdana Menteri Muhyiddin Yassin tidak menanggapi permintaan komentar atas penangkapan dan reaksi terhadap para pengungsi dan pekerja asing. Pemerintah belum mengatakan berapa banyak Rohingya telah ditemukan memiliki virus.

Eleyas mengatakan bahwa ketika suasana memburuk, ia dan delapan pekerja Rohingya lainnya dipecat dari pekerjaan mereka di sebuah supermarket. Dia tidak mengidentifikasi toko itu, karena takut dia bisa menjadi sasaran.

"Mereka memberi tahu kami bahwa mereka tidak bisa lagi mempekerjakan orang asing, hanya orang Malaysia," kata Eleyas.

Baca Juga: Pusat Pertokoan di Tasikmalaya Ramai Warga yang Belanja, Wali Kota Tasikmalaya Mengaku Dilema

Reuters berbicara dengan lima migran lain yang mengatakan mereka baru saja kehilangan pekerjaan.

Dua kelompok aktivis memperkirakan bahwa sekitar 80% dari pengungsi yang memiliki pekerjaan sebelum PHK dimulai adalah pengangguran.

Tingkat pengangguran di antara orang Malaysia naik ke level tertinggi lima tahun sebesar 3,9% di bulan Maret.

Baca Juga: 1.000 Paket Sembako Disebar, Penyapu Jalanan Jadi Target Utama

“Masyarakat saat ini dalam ketakutan. Tantangan mereka meningkat karena penguncian dan sikap xenophobia,” kata Hasnah Hussein, sukarelawan Rohingya di kelompok hak-hak migran Tenaganita.

Halaman:

Editor: Suci Nurzannah Efendi

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x