Pengungsi Rohingya Jadi Sasaran Kebencian di Malaysia dan Memicu Xenophobia

- 24 Mei 2020, 19:35 WIB
Warga melakukan evakuasi paksa pengungsi etnis Rohingya dari kapal di pesisir pantai Lancok, Kecamatan Syantalira Bayu, Aceh Utara, Aceh pada Kamis 25 Juni 2020.
Warga melakukan evakuasi paksa pengungsi etnis Rohingya dari kapal di pesisir pantai Lancok, Kecamatan Syantalira Bayu, Aceh Utara, Aceh pada Kamis 25 Juni 2020. /ANTARA FOTO/Rahmad

Dia diancam akan diperkosa di Facebook setelah meminta pemerintah mengizinkan kapal yang membawa pengungsi Rohingya mendarat. Pemerintah mengembalikan satu kapal dengan 200 pengungsi di kapal bulan lalu.

Rohingya adalah minoritas dari Myanmar yang sebagian besar beragama Buddha, dan mencap mereka sebagai imigran ilegal meskipun banyak yang mengatakan mereka dapat melacak nenek moyang selama beberapa generasi.

Baca Juga: Nafsu Belanja Warga Tak Terbendung, Wali Kota Tasikmalaya Mengaku Sudah Menduga

Lebih dari satu juta sekarang tinggal di kamp-kamp di Bangladesh. Sekitar 700.000 Rohingya melarikan diri dari rumah mereka pada 2017 sendirian dalam menghadapi penindasan oleh tentara Myanmar.

Malaysia sejak lama dipandang sebagai surga bagi kebebasan dan kemakmuran relatif oleh Rohingya dan sekarang menjadi rumah bagi lebih dari 100.000 dari mereka, terlepas dari kenyataan bahwa Malaysia memberi mereka imigran ilegal daripada pengungsi.

Tetapi coronavirus mengubah atmosfer menuju perkiraan jutaan migran Malaysia yang tidak berdokumen dan yang paling penting menuju Rohingya.

Baca Juga: Hak Jawab Fix Indonesia soal Berita Telur Busuk di Gudang Bulog Garut

Sentimen mengeras ketika pemerintah memberlakukan pembatasan gerakan melumpuhkan secara ekonomi untuk menghentikan penyebaran virus yang kini telah menginfeksi lebih dari 7.000 orang di negara 31 juta dan menewaskan 115 orang.

Ketika suasana berbalik melawan migran, pemerintah melakukan penggerebekan bulan ini di mana setidaknya 2.000 orang asing ditangkap, beberapa dibawa pergi dengan diborgol oleh agen-agen dengan alat pelindung.

Pemerintah belum memberikan perincian lengkap tentang kewarganegaraan para tahanan, tetapi setidaknya 800 dari mereka berasal dari Myanmar dan sebagian besar orang dari Myanmar di Malaysia adalah Rohingya.

Halaman:

Editor: Suci Nurzannah Efendi

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x