Alami Masa Sekarat Tanpa Dokter, Italia jadi Penyumbang Terbesar Angka Kematian Covid-19

- 7 April 2020, 09:00 WIB
PETI Mati di Italia Akibat Covid-19
PETI Mati di Italia Akibat Covid-19 /Reuters

PIKIRAN RAKYAT- Italia sebagai negara urutan ketiga jumlah terinfeksi Covid-19 paling banyak di dunia, menyimpan sejuta kisah haru dibalik kematian korbannya.

Dilansir laman independent, World Meters per Selasa, 7 April 2020, jumlah kematian akibat virus yang menyerang saluran pernapasan ini mencapai 16.523, angka tersebut merupakan jumlah kematian paling banyak di dunia.

Sebuah studi menunjukan bahwa jumlah kematian di Italia sebagian besar dikarenakan pasien terinfeksi mengalami masa-masa sekarat di rumah tanpa bantuan dari pihak keluarga maupun dokter.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Tasikmalaya, 07 April 2020: Cisayong dan Tamansari akan Diguyur Hujan

Dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari situs Reuters, Silvia Bertulli yang merupakan warga Italia, menceritakan kisah perjuangannya menelepon dokter dan membujuknya agar membantu ayahnya yang sekarat di rumah karena virus corona.

Meskipun saat itu dokter akhirnya memenuhi panggilan tersebut dan datang ke rumah Silvia, namun sang ayah tidak tertolong.

Sang ayah, Alessandro Bertuletti dinyatakan meninggal pukul 1:10 pagi pada Maret, 10 menit sebelum ambulans yang dipanggil beberapa jam sebelumnya tiba dan satu-satunya obat yang ia resepkan, melalui telepon, adalah obat penghilang rasa sakit ringan dan antibiotik spektrum luas.

Baca Juga: Status KLB Virus Corona di Kota Tasikmalaya Menggugah Dermawan, Bantuan Terus Berdatangan

"Ayah saya dibiarkan mati sendirian, di rumah, tanpa bantuan, kami ditinggalkan begitu saja. Tidak ada yang layak diperlakukan seperti itu," ujar Silvia kepada publik.

Sementara itu, wilayah Lomabrdy yang dilanda virus corona, menunjukan data bahwa pengalaman yang menimpa Silvia dan keluarga tidak jarang terjadi disini, tingkat kematian di rumah dalam keadaan sekarat karena gejala tidak terkendali menyumbang angka tinggi.

Bahkan, di Provinsi Bergamo, menurut sebuah studi baru-baru ini tentang catatan kematian, jumlah kematian dari wabah sebenarnya bisa lebih dari dua kali lipat jumlah resmi 2.060 orang, dari kematian rumah sakit.

Baca Juga: Unggul 32 Suara, Syarifuddin Terpilih sebagai Ketua Mahkamah Agung

Perjuangan menyelamatkan keluarga yang terkena virus corona harus dialami oleh sejumlah warga di daerah pinggiran Italia, dimana para dokter pusat selalu enggan melakukan kunjungan rumah dan menyarankan untuk pengiriman jarak jauh saja.

Riccardo Munda yang merupakan seorang dokter di Selvino dam Nembo, dua kota dekat Bergamo, mengatakan bahwa sebagian dokter tidak mengiginkan melakukan kunjungan rumah guna menyelamatkan dirinya sendiri agar tidak terinfeksi.

"Dan aku tidak bisa menyalahkan mereka, karena itulah cara mereka menyelamatkan diri mereka sendiri," ujar Munda.

Baca Juga: Dengar Ada Jenazah Covid-19 Ditolak, 2 Pengusaha Tasikmalaya Sumbang 1 Hektare untuk Makam

Ia mengatakan, banyak kematian dapat dihindari jika orang-orang di rumah menerima bantuan medis segera. Perlu diketahui, dokter tidak memiliki cukup masker dan pakaian untuk melindungi diri mereka dari infeksi, sehingga tidak dianjurkan melakukan kunjungan kecuali benar-benar diperlukan.

“Dokter memberikan perawatan di rumah. Tetapi jika perawatan ini tidak berhasil, jika tidak ada dokter yang memeriksa dan mengubah atau menyesuaikan obat-obatan, maka pasien meninggal, " ujar Mando.

Sementara pekerja rumah sakit diberi akses prioritas masker, beberapa dokter kunjungan mengatakan mereka pergi tanpa masker dan merasa tidak dapat mengunjungi pasien dengan aman.

Baca Juga: Stok Darah PMI Menipis karena Physical Distancing Virus Corona, TNI Dikerahkan Jadi Donor

Seorang juru bicara badan kesehatan ATS yang dikelola pemerintah di Bergamo mengatakan, pihak berwenang di wilayah Lombardy mengatakan kepada dokter kunjungan untuk memprioritaskan menangani pasien melalui telepon sebanyak mungkin dan membatasi kunjungan rumah guna mengurangi penularan dan pemborosan peralatan pelindung.

Munda, dokter yang bekerja di Selvino dan Nembro mengatakan, dia telah mengunjungi pasien di rumah sejak akhir Februari, memberikan antibiotik untuk pneumonia bakteri, dan terapi oksigen jika diperlukan.

Ia mengatakan bahwa meskipun antibiotik bukan obat untuk virus, mereka dapat mengobati beberapa komplikasi yang melemahkan dan membantu pasien pulih tanpa dirawat di rumah sakit.

Baca Juga: Sebar Hoaks Virus Corona, Polda Jabar Tetapkan Dua Orang dari Kota Berbeda Jadi Tersangka

Untuk melindungi dirinya sendiri, ia membeli masker wajah senilai 9,97 juta yang ia sterilkan di rumah dengan uap setiap malam.

Lebih dari 11.000 petugas kesehatan telah tertular virus corona di Italia dan 80 telah meninggal, banyak dari mereka adalah dokter keluarga atau kunjungan.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: REUTERS World Meter Coronavirus


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x