Menurut gambar satelit sentinel-5 yang dirilis minggu lalu, kondisi ini membuat udara di sejumlah kota tersebut berangsung membaik, dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Lebih lanjut, gambar-gambar yang dirilis oleh Badan Antariksa Eropa (ESA) dan dianalisis oleh Aliansi Kesehatan Masyarakat Eropa (EPHA), menunjukkan perubahan kepadatan nitrogen dioksida, yang dapat menyebabkan masalah pernapasan dan kanker, seperti peta panas.
Baca Juga: Prakiraan Cuaca Tasikmalaya, 06 April 2020: Sukaresik dan Kawalu akan Diterpa Hujan Ringan
Sementara itu, kasus virus corona di Spanyol merebak dengan sangat cepat pada awal Maret lalu dan terus berkembang hingga mencapai angka 131.646 dan membuat Spanyol berada di urutan kedua jumlah terinfeksi paling banyak didunia.
Diketahui, lonjakan terinfeksi setiap harinnya mencapai angka lebih dari 1.000 orang, dan menyebakan bertambahnya angka kematian menjadi 12.641. Dengan lonjakan tertinggi dalam waktu sepekan sentuh angka lebih dari 600 orang meninggal.
Baca Juga: Demi Hentikan Wabah Virus Corona, DPRD Tasikmalaya Minta Warga Patuh
Diduga akibat wabah ini banyak menginfeksi lansia di seluruh bagian wilayah Spanyol, menyebabkan angka kematian disejumlah wilayah seperti kota Madrid terus mengalami peningkatan.
Namun, pemerintah telah menyampaikan agar masyarakat tidak perlu mengalami panik yang berlebihan, sebab kondisi ini tengah ditangani dengan serius, sehingga langkah kedepannya tetap patuhi kebijakan lockdown ini.***